Edukasi Bangga Rupiah, BI Bali Terbangkan Layangan Bergambar Badak hingga Cendrawasih

26 Juli 2021, 22:59 WIB
Layang layang yang berukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter ini
berhasil diterbangkan di depan kantor BI Provinsi Bali/Dok. BI Bali.

Denpasar – Dalam rangka memperingati HUT BI yang ke 68 dan HUT RI yang
ke 76 Bank Indonesia Provinsi Bali melakukan edukasi bangga terhadap mata uang
Rupiah dengan menerbangkan layang-layang dengan latar belakang bergambar
Binatang Badak, Burung Garuda dan Burung Cendrawasih.

Bank Indonesia senantiasa mendorong masyarakat untuk selalu Cinta Rupiah
dengan mengenali dan merawatnya, selalu Bangga Rupiah, dengan mencantumkan
harga barang/jasa hanya dalam Rupiah.

Kemudian tidak bertransaksi menggunakan mata uang asing kecuali yang diatur
dalam ketentuan yang berlaku, serta selalu Paham Rupiah dengan hemat dan bijak
dalam menggunakan Rupiah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapkan,
Rupiah selalu dekat dengan masyarakat, ditampilkan dalam permainan yang sangat
digemari masyarakat yaitu layang layang.

Pada Minggu, 25 Juli 2021, di halaman gedung kantor Bank Indonesia Provinsi
Bali. Layang layang yang berukuran panjang 4 meter dan lebar 3 meter ini
berhasil diterbangkan.

“Kegiatan ini dilakukan dengan memperhatikan standar tali, luas area, jauh
dari jaringan kabel dan selalu dalam pengawasan pemain,” jelasnya. Gambar
Binatang Badak, Burung Garuda dan Burung Cendrawasih menjadi latar belakang
layang layang yang dibuat oleh Bank Indonesia.

Pencantuman binatang Badak melambangkan tema Cinta Rupiah, karena Badak
merupakan salah satu identitas satwa yang dimiliki oleh Indonesia yang perlu
kita jaga dan cintai bersama, sebagaimana Rupiah menjadi salah satu indentitas
persatuan Bangsa Indonesia, yan harus kita jaga bersama.

Pencantuman Burung Garuda melambangkan simbol negara yang harus dibanggakan
seluruh masyarakat. Demikian pula, lanjut Trisno, Rupiah juga menjadi simbol
kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia.

Burung Cendrawasih dengan mata yang tajam menunjukkan bahwa Rupiah selalu
diharapkan untuk selalu mampu menjaga satbilitas Nilai Rupiah sehigga selain
berfungsi sebagai alat tukar juga berfungsi sebai alat investasi atau
penyimpan nilai.

Layang layang dipilih sebagai sarana edukasi bagi masyarakat karena selain
dekat dengan masyarakat, juga merupakan ciri khas budaya lokal serta sangat
sesuai dengan masa pandemi covid 19 dan masa PPKM Darurat ini yang mewajibkan
selalu menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

“Melalui layang layang ini diharapkan masyarakat selalu cinta, bangga dan
paham Rupiah,” tandasnya lagi. Pada masa pemberlakukan PPKM Darurat, dari
tanggal 3 – 25 Juli 2021, tercatat outflow atau kebutuhan uang masyarakat
sebanyak Rp561,9 Miliar atau rata-rata perhari sebanyak Rp37,4 Miliar.

Rata-rata harian kebutuhan uang masyarakat tersebut menunjukkan penurunan
sebesar 2%, bila dibandingkan bulan Juni 2021, yaitu dari Rp38,2 Miliar
menjadi Rp37,4 Miliar.

Sedangkan setoran uang tunai Masyarakat ke Bank Indonesia atau inflow dimasa
PPKM Darurat tercatat sebesar Rp317,7 Milyar atau rata-rata perhari sebesar
Rp21,2 Miliar.

Bila dibandingkan dengan rata-rata harian setoran uang tunai pada bulan Juni
2021 mengalami penurunan sebesar 7% yang tercatat sebesar 22,8 Miliar.
(rhm)

Berita Lainnya

Terkini