Film “Say I Love You” Angkat Kisah Perjuangan SMA SPI di Kota Batu

5 Juli 2019, 00:09 WIB

photobersama

Jakarta – Kisah perjuangan SMA Selamat Pagi Indonesia (SMA SPI) yang didirikan Julianto Eka Putra dalam menyiapkan gerenasi milenal agar bisa hidup mandiri diangkat dalam film berjudul “Say I Love You”.

Kisah Julianto, sempat menerima penghargaan Kick Andy Heroes 2018 tahun lalu.

Simak: Adaptasi Roman dan Komik, Pesta Film Animasi Hadir di Bali

SMA SPI yang didirikan di Kota Batu, Malang oleh Julianto Eka Putra dikenal karena pilihan mereka untuk secara khusus merekrut ratusan siswa dari kalangan tidak mampu di seluruh Indonesia untuk diberi pendidikan gratis.

Juga, sekaligus dibekali keahlian (life-skill) menjadi pengusaha yang independen.

Kini, kisah dan perjuangan Julianto Eka Putra dan siswa-siswi SMA SPI yang inspiratif ini diangkat menjadi film berjudul “Say I Love You” yang disutradarai Faozan Rizal (sebelumnya Habibie – Ainun) dan dibintangi Aldi Maldini, Dinda Hauw, Rachel Amanda, Verdi Solaiman, Teuku Rifnu Wikana, Butet Kartaredjasa, Olga Lydia dan bintang-bintang lainnya.

Simak: Film Pengemis dan Tukang Becak, Maknai Hari Pendidikan Nasional

Film ini menghiasi layar perak Indonesia, mulai 4 Juli 2019 dan diharap mampu menghibur dan menginspirasi penonton Indonesia di masa liburan sekolah tahun ini.

PT Harmoni Dinamik Indonesia (HDI), perusahaan social network marketing dimana Julianto Eka Putra bergabung sebagai Top Leader, memutuskan untuk mendukung penuh produksi film ini.

Sejak Julianto mengonseptualisasi impiannya, mendirikan sekolah untuk kalangan tidak mampu ini, HDI memang selalu berada di sampingnya untuk memberi dukungan awal bagi Julianto.

Simak: Yayasan Bali Gumantri Akui Tayangkan Film “Nyat” Tanpa Prosedur Hak Cipta

Brandon Chia, CEO HDI sekaligus Executive Producer menuturkan. film“Say, I Love You” menceritakan keharuannya mendampingi Julianto di saat-saat kritis, saat berusaha mewujudkan impiannya mendirikan sekolah gratis untuk kalangan tidak mampu.

Julianto begitu yakin bahwa salah satu upaya mengurangi jumlah anak putus sekolah di Indonesia adalah dengan mendirikan sekolah gratis yang bisa melatih anak-anak untuk siap memasuki dunia kerja sesudah setelah lulus.

Dengan begitu, rantai kemiskinan dan putus sekolah ini berakhir di mereka/

Simak: Menikmati Ketegangan Film “Dunia Mafioso Seputar Kita”

“Kami bangga berada di sisinya saat berusaha mewujudkan mimpi, dan kami bangga membagikan kisahnya ke hadapan Anda,” ungkap Brandon Chia saat konferensi pers, di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (4/7/2019).

Perjalanan Julianto Eka Putra mendirikan SMA SPI bukan jalan yang tidak berliku dan berbatu. Saat memulai SMA SPI, Julianto mengalihkan fokus karir dan waktunya sebagai pengusaha dan salah satu top leader HDI di Indonesia, ke arah baru, yaitu SMA SPI ini.

Keputusan kontroversial ini mendapat tentangan, bahkan dari istrinya. Namun, sebaliknya mendapat dukungan penuh dari HDI, termasuk saat membeli 4 ha tanah, tempat SMA SPI akhirnya didirikan.

Simak: Lewat Teknologi Digital Selamatkan Warisan Budaya Bali Kuno 1928

Para enterpriser HDI juga diajak menyumbangkan 5% pendapatannya untuk membantu berdirinya sekolah ini. Peletakan batu pertamanya dimulai pada tahun 2005, sedangkan tahun 2007 angkatan murid pertama mulai masuk.

HDI tidak pernah menyangka bahwa SPI akan tumbuh sebesar seperti sekarang ini, karena pada awalnya sekolah ini diciptakan sebagai sekolah gratis bagi anak yatim piatu. Tapi kini SMA SPI telah menjelma menjadi institusi pendidikan berprestasi yang bisa menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia.

Simak: Islam Nusantara dalam Film “Jalan Dakwah Pesantren” Digaungkan di Belanda

Mengenang perjalanan awalnya saat mendirikan SMA SPI, Julianto Eka Putra mengakui. tujuan sekolah didirikan tidak lain untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung.

Dia ingin mengajak mereka mengubah nasib dengan membangun motivasi dan kemauannya. Saat awal berdiri, SPI hanya terdiri dari 30 anak berasal dari Sumatera hingga Papua yang berbeda-beda karakter dan kelebihan, tetapi juga memendam duka dan luka yang berbeda-beda.

“Kami belajar bersama-sama, saling menerima perbedaan, saling menyembuhkan dan berjuang bersama mencapai tujuan-tujuan bersama,” papar Julianto.

Simak: Film Keluarga Cemara Menginspirasi Anak Penyandang Disabilitas di Bali

Para siswa-siswi diajarkan mandiri dan kini memiliki sekitar 20 divisi usaha yang dikelola sendiri oleh para siswa, mulai divisi agribisnis, wahana taman hiburan, perhotelan, hingga divisi produksi film.

Kisah Julianto jatuh bangun mendirikan SMA SPI dengan dukungan HDI ini yang melatari Julianto Eka Putra dan SMA SPI dianugerahi penghargaan Kick Andy Heroes 2018 dan menjadi kisah utama yang diangkat ke layar perak melalui film “Say, I Love You”. (riz)

Berita Lainnya

Terkini