Gairahkan Seni Budaya saat Pandemi, Wianta Foundation Gelar Art Camp 2021

4 Oktober 2021, 20:04 WIB
IMG 20211004 WA0150
Suasana diskusi Art Camp 2021 yang digelar Wianta Foundatuon di Apuan, Tabanan, Senin 4 Oktober 2021/Dok. Wianta Foundation.

Tabanan – Untuk menggairahkan kembali kehidupan seni dan budaya pada masa pandemi Wianta Foundation menggelar Art Camp 2021 bertema Open Border.

Even seni digelar di kediaman maestro seni rupa Made Wianta (alm) di Banjar Apuan, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. 

“Kegiatan ini diselenggarakan untuk menggairahkan kegiatan seni budaya di masa pandemi Covid-19, di samping untuk mengenang menjelang setahun berpulangnya Made Wianta, pelukis kenamaan asal desa setempat,” ungkap I Gede Made Surya Darma dari Lepud Art Management dalam keterangan tertulisnya Senin (4/10/2021).

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak Maret 2020 berpengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia. Namun demikian, pandemi hendaknya tidak sampai melemahkan gairah berkesenian.

Surya Dharma menyatakan, semua pihak tentu merindukan pulihnya kehidupan seperti sedia kala. 

“Sebab, hampir dua tahun masyarakat sudah beradaptasi menjalani kehidupan new normal dengan protocol kesehatan yang ketat,” kata Surya Darma didampingi Ketua Performance Club Bali I Kadek Dedy Sumantra Yasa, di sela acara.

Untuk bisa melewati masa krisis ini, peranan semua pihak sangat diperlukan. Merespons isu tersebut, para seniman menuangkan kegelisahan estetiknya dengan melakukan kegiatan kesenian Art Camp 2021.

Tema “Open Border” mengandung makna bahwa kita mesti membuka diri dan membiasakan diri dengan kehidupan new normal. Dengan kata lain, open border mengandung  makna membiasakan kehidupan baru dengan membuka hati dan beradaptasi dengan lingkungan. 

Pmpinan Wianta Foundation Buratwangi Wianta mengatakan, seni pertunjukan merupakan bagian dari tradisi dan budaya Bali, sehingga masuknya performing art terutama yg terkait isu lingkungan, mendapat respons positif dari seniman maupun masyarakat Bali.

“Pada 1991 di tempat ini pernah digelar Art Camp yang melibatkan puluhan seniman Indonesia yang juga mendekatkan kegiatan seni dan lingkungan,” kata Buratwangi Wianta.

Pada Art Camp 2021 ini, selain diskusi seni dan budaya, dalam kegiatan tersebut dimeriahkan dengan performance art, pembacaan puisi, art action, video screening dan gerakan lingkungan.

Kegatan dibuka Bendesa Adat Desa Pekraman Apuan I Ketut Murtana yang juga seniman lulusan ISI Denpasar. 

Murtana memberikan apresiasi atas sarasehan singkat mengenai kesenian dan kebudayaan yang berkembang di Desa Apuan. 

Sejumlah seniman juga hadir berbagi pengalaman berkesenian di antaranya proses kreatif I Made Bakti Wiyasa, Iwan Wijono (Ketua Performance Art Yogyakarta) berkisah tentag petualangan keliling dunia dengan berkesenian, dalang asal Apuan I Wayan Tastra menceritakan pengalaman menjadi seniman otodidak. 

Selain itu ada aktivis lingkungan  I Ketut Sudarwata berbicara tentang gerakan lingkungan, Jedink Alexander berbicara mengenai proses kreatif di era digital, Made Adnyana Ole membawakan proses kreatif penulisan kegiatan seni.

Kegiatan ini dilakukan secara gotong royong dengan Desa Adat Apuan, seniman, akademisi, budayawan, aktivis lingkungan, penggiat UMKM, petani, dan sekaa teruna setempat.(rhm) ***

Artikel Lainnya

Terkini