Jelang Galungan Kuningan, BI Minta Waspadai Gejolak Harga Komoditas Cabai

20 Maret 2021, 07:07 WIB
cabai%2Bmerah
Ilustrasi/dok.

Badung – Menjelang datangnya Hari Raya Galungan dan Kuningan pada bulan
April mendatang Bank Indonesia meminta agar diwaspadai gejolak komoditas cabai
yang selalu mengalami kenaikan.

Hal itu disampaikan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Rizki
Ernadi Wimanda, saat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) Kabupaten Badung, Jumat (19/3/2021).

Rizki melanjutkan, menantisipasi Hari Raya Galungan dan Kuningan komoditas
yang perlu diperhatikan yaitu cabai merah, cabai rawit dan canang sari.

“Karena secara historis selama 3 tahun pada hari raya Galungan dan Kuningan
ketiga komoditas tersebut sering mengalami kenaikan harga,” sambungnya.

Pada pertemuan berlangsung High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) Badung dipimpin Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa dan Deputi
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Rizki Ernadi Wimanda, diikuti oleh
seluruh anggota TPID Kab. Badung.

Rizki mengapresiasi kehadiran Wakil Bupati Badung selaku pemimpin rapat HLM
hari ini.

Hal ini sesuai arahan Kementerian Koordinator Perekonomian selaku Ketua Tim
Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di mana kehadiran Bupati/Wakil Bupati dalam
rapat TPID sebagai wujud komitmen Kepala Daerah atas pelaksanaan program
pengendalian inflasi di daerah serta akan mendapat penilaian yang tinggi pada
aspek proses dalam penilaian TPID Award.

Dalam paparannya, Rizki menyampaikan perekonomian dan inflasi Provinsi Bali,
perkembangan harga pangan strategis Kabupaten Badung, komoditas yang perlu
diwaspadai menjelang hari raya Galungan dan Kuningan serta rekomendasi
kebijakan pengendalian inflasi yang dapat dijajaki TPID Badung.

Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan IV 2020 tumbuh -12,21% (yoy), sedikit
membaik dibanding triwulan III 2020 yang mencapai -12,32% (yoy).

“Dari sisi perkembangan harga, Provinsi Bali mengalami deflasi -0,15% (mtm)
pada Februari 2021. Meski demikian, beberapa komoditas pangan justru mencatat
kenaikan harga, diantaranya cabai rawit, cabai merah, daging babi, sawi hijau
dan bayam,” tuturnya.

Komoditas cabai rawit yang masih belum menunjukkan penurunan harga hingga saat
ini perlu diwaspadai dimana pasokan masih belum optimal akibat curah hujan
yang tinggi, serta peningkatan permintaan menjelang hari raya.

Bank Indonesia merekomendasikan sejumlah kebijakan untuk pengendalian inflasi
ke depan pertama pelaksanaan program pengendalian inflasi sesuai kewenangan
OPD dengan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.

Kedua, menjamin kecukupan pasokan, kestabilan harga dan kelancaran distribusi
menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.

Ketiga, optimalisasi penggunaan CAS (Controlled Atmosphere Storage).Keempat
mendorong kerjasama antar daerah dan kelima mendorong pembentukan BUMD pangan.

CAS merupakan sistem yang mengkombinasikan teknologi pendingin dengan
teknologi pengkondisian udara sebagai alat penyimpan produk komoditi
hortikultura dalam jangka waktu yang lebih panjang dari metode konvensional.

Mesin CAS dapat mengawetkan berbagai komoditas seperti cabai dan bawang merah.

Berdasarkan informasi dari Perumda Pasar selaku pengelola CAS di Kabupaten
Badung, daya tahan cabai yang disimpan dalam CAS dapat bertahan hingga 2
minggu dan bawang merah dapat bertahan hingga 3 bulan.

Sementara, HLM diawali laporan dari Plt. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Sekda Kab. Badung, A.A. Ngr. Bayu Kumara Putra, terkait evaluasi kegiatan
pengendalian inflasi triwulan I 2021 dan upaya menjaga ketersediaan pasokan
dan stabilitas harga menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.

Pengendalian inflasi pada masa Covid-19 masih dilakukan terbatas dengan
mengacu pada upaya 4K. Ketersediaan pasokan dan stabilitas harga barang terjaga di TW I 2021,
walaupun beberapa komoditas mengalami kenaikan harga seperti cabai rawit dan
daging babi.

Produksi cabai terkendala oleh musim, luas lahan, biaya produksi, perawatan. Pada tahun 2020, TPID Kabupaten Badung telah mengembangkan program MATANABE
(masyarakat tanam cabe) dan SIBERTANI (siswa belajar bertani).

Dalam upaya menjaga ketersediaan dan stabilitas harga menjelang Galungan
Kuningan perlu diantisipasi beberapa komoditas bahan pokok terkait hari raya.

Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Badung, Ni Putu Minarni S., sebagai
narasumber paparan terkait inflasi kota Denpasar yang menjadi acuan Kabupaten
Badung serta komoditas-komoditas penyumbang inflasi.

Dia menyebut, komoditas daging babi, cabai merah dan cabai rawit merupakan 3
komoditas utama yang mengalami inflasi di bulan Februari 2021. Meski demikian,
Februari 2021 kota Denpasar secara umum mengalami deflasi sebesar -0,20% (mtm)
dan inflasi 0,16% (yoy).

Sebagai penutup, Suiasa mengapresiasi komitmen dan kinerja seluruh anggota
TPID Kabupaten Badung dan prestasi yang sudah diraih pada saat TPID Award 2020
yang lalu.

Suiasa memberikan beberapa arahan yang perlu ditindaklanjuti PD terkait
anggota TPID Kabupaten Badung. Pertama Perlu mendorong program MATANABE
menjadi WATANABE melalui APBDES untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
masyarakat.

Kemudian, kedua pengoptimalan CAS dan sosialisasi ke petani terkait
pemanfaatan CAS.

Ketiga prlu membangun komunikasi untuk KAD dengan wilayah di Bali maupun di
luar Bali dan keempat perlu dilakukan pasar murah bekerjasama dengan Bulog
sebelum hari raya Galungan dan Kuningan. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini