KabarNusa.com – Peneliti Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta meyakini Kabupaten Wonogori yang dilanda kekeringan memiliki sumber mata air bersih yang bisa dimanfaatkan.
Guna merealisasikan proyek besar untuk menggali potensi alam di Wonogiri, UNS menggandeng ilmuwan Jerman.
Tim LPPM UNS bekerja sama dengan ilmuwan Jerman tengah berupaya menemukan sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan warga wonogiri dan juga Pacitan, Jawa Timur.
Melihat kondisi alam Wonogiri dikelilingi gunung kapur (karst) membuat setiap wilayah ini, menjadi langganan krisis air bersih dan kekeringan setiap tahun.
Kekeringan melanda di sebagian wilayah seperti di Kecamatan Paranggupito, Giriwoyo, Pracimantoro, Eromoko, Manyaran.
Ketua LPPM UNS, Prof.Dr. Darsono, mengungkapkan, penelitian air bawah tanah di kawasan karst Wonogiri, menghadapi banyak kendala diantaranya wilayah Wonogiri yang terdiri dari bebatuan kapur sedikit menyulitkan.
Juga, adanya pemetaan jaringan sungai bawah tanah,dan keterbatasan sumber daya manusia dan dana juga makin menambah permasalahan tersebut.
“Kami bekerja sama dengan program Pasca Sarjana UNS menggandeng peneliti Jerman untuk menemukan lokasi sumber Air Sungai Bawah Tanah di wilayah Wonogiri dan sebagian wilayah Pacitan Jawa Timur,” katanya.
LPPM UNS bersama ilmuwan dari Karisruhe University of Germany, mencari solusi agar warga tidak lagi kesulitan air bersih. Perlu melakukan pengembangan dan pengelolaan sumber daya air bawah tanah.
“Lewat kajian demografis, ingin mengetahui potensi air bawah tanah di kawasan karst Wonogiri,” jelasnya belum lama ini.
Yang mengejutkan, hasil penilitian menunjukkan di wilayah gunung kapur (karst) terutama di wilayah Pacitan, sekitar 350 meter dibawah bebatuan karst ada sungai yang mengalir dan sangat besar.
Untuk wilayah Wonogiri juga ada namun kedalamannya belum jelas.
“Kita bekerja sama dengan program Pascasarjana kemudian pelaksanaan operasionalnya dengan kami (LPPM),”terangnya.
Kerja sama untuk mengangkat air bawah tanah yang ada di Wonogiri, dan di Pacitan untuk kepentingan bersama bagi masyarakat di kedua wilayah yang berbeda propinsi tersebut.
Dengan begitu, bisa membantu masyarakat untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat agar masyarakatnya terbebas dari krisis air bersih.
Saat ini LPPM akan membentuk tim untuk melakukan penjajagan lebih mendalam untuk melakukan teknis perancangan eksekusi kerjasama pengangkatan air bawah tanah itu. (tyo)