KKP Kembangkan Budidaya Perikanan Berbasis Kearifan Lokal

Di tengah pembatasan Covid-19 secara bertahap dilonggarkan, restoran-restoran Jepang kelas atas di Jakarta dan pembeli dari Jepang kembali memesan sidat Cilacap secara rutin. 

Cilacap – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya memaksimalkan daerah potensial untuk pengembangan perikanan budidaya. 

Upaya itu sejalan program terobosan yang digaungkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam mengembangkan kampung-kampung perikanan budidaya berbasis kearifan lokal di sejumlah daerah di Indonesia. 

Diketahui, Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah utama penghasil sidat di Indonesia, dengan potensi pengembangan ekonomi masyarakat melalui tersedianya sumber daya ikan (SDI) sidat yang secara alamiah terdapat di beberapa aliran sungai di Cilacap.

Lakukan Aksi Solidaritas, KKP Bagikan Ikan Kaleng dan Kebutuhan Harian

Ketua Koperasi Mina Sidat Bersatu, permintaan Sidat dari buyer yang datang mencapai 20 ton per bulan namun pihaknya belum bisa menyanggupi permintaan tersebut. Berdasarkan catatan BPS, tahun 2020 nilai ekspor sidat Indonesia mencapai USD16 juta dan periode Januari – November  2021 nilai ekspor Indonesia mencapai USD10  juta dengan tujuan ekspor ke China (63%), Jepang (16%), dan Vietnam (7%).

Plt. Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kusdiantoro, bersama dengan Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Dirjen PRL) Pamuji Lestari, Direktur Produksi dan Usaha, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Arik Hari Wibowo, serta FAO Representative to Indonesia, Rajendra Kumar, dan Kepala Pusat Riset Perikanan BRSDM, Yayan Hikmayani, meninjau Kampung Sidat Desa Kaliwungu, Kecamatan Kedungreja, Cilacap (23/12/2021).

Dalam sambutannya, Plt. Kepala BRSDM Kusdiantoro, menerangkan bahwa salah satu lokasi yang baik untuk dijadikan pembelajaran budidaya sidat adalah Kampung Sidat Kaliwungu, binaan Koperasi Mina Sidat Bersatu. 

KKP Lakukan Pulbaket Pemanfaatan Ruang Laut di Kepulauan Riau

“Kampung Sidat Kaliwungu adalah kawasan proyek percontohan yang sejalan dengan program strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan dan juga merupakan lokasi demonstrasi pertama IFish, yang merupakan proyek kerja sama antara FAO dan KKP dengan dukungan dari Global Environment Facility (GEF),” ujarnya.

Kusdiantoro menambahkan, dalam menghadapi pandemi Covid-19 komitmen Kampung Sidat Kaliwungu dalam menjaga kualitas meskipun sedang terpuruk, mulai menunjukkan hasil. Di tengah pembatasan Covid-19 secara bertahap dilonggarkan, restoran-restoran Jepang kelas atas di Jakarta dan pembeli dari Jepang kembali memesan sidat Cilacap secara rutin. 

“Bahkan Koperasi Mina Sidat Bersatu berhasil menunjukkan taringnya dengan memperluas bidang usaha dari yang sebelumnya hanya menyuplai sidat hidup, kini mampu mengolah sidat siap saji yang telah bersertifikat BPOM dan Halal,” sambungnya.

Astra Motor Bali Edukasi Safety Riding Sambut Hari Ibu di RS Bhayangkara

Dengan kesuksesan tersebut, pihaknya meminta Koperasi Mina Sidat Bersatu untuk dapat terus mengembangkan Kampung Sidat dengan mengarusutamakan nilai-nilai perlindungan ekosistem dan pengelolaan komoditas sidat secara berkelanjutan. 

“Kita harus melakukan pembangunan kampung sidat secara berkelanjutan, meskipun benih sidat banyak  di Cilacap. Karena, suatu hal yang tidak dijaga keberlanjutannya akan mengalami kelangkaan hingga kepunahan. Jika tidak dikelola dengan baik, tentunya juga akan berdampak pada kehilangan mata pencaharian,” tutupnya. ***

Berita Lainnya

Terkini