Koster Bapak Arak Bali, Gigih Lestarikan Tradisi Budaya Leluhur

Wayan Koster dinilai layak menyandang status Bapak Arak Bali karena gigih melestarikan tradisi budaya Bali warisan leluhur.

1 Februari 2025, 10:56 WIB

Denpasar -Di balik cita rasa khasnya, Arak Bali menyimpan sejarah dan budaya yang kaya. Minuman tradisional ini telah resmi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, sebuah pencapaian yang tidak lepas dari peran penting Gubernur Wayan Koster yang kini dijuluki Bapak Arak Bali atas kegigihannya melestarikan tradisi budaya leluhur.

Koster sosok yang gigih memperjuangkan eksistensi Arak Bali. Melalui terbitnya Pergub nomor 1 tahun 2020, Koster memberikan landasan hukum yang kuat untuk pengelolaan minuman fermentasi dan/atau destilasi khas Bali ini.

Karenanya, Koster layak menyandang status Bapak Arak Bali. Karena Tradisi budaya Bali ini tetap lestari di tangannya. Warga lokal Bali pun merasakan dampak ekonomi, dan arak Bali mulai terkenal.

Kini, senyum sumringah menghiasi wajah ribuan petani arak di Bali. Mereka dapat menghidupi keluarga dari hasil produksi Arak Bali. Tak hanya itu, ragam merek Arak Bali pun semakin banyak, mencapai sekitar 60 jenis.

Produsen dan pengrajin Arak Bali juga terus bermunculan, menambah semarak industri minuman khas ini. Impian Koster untuk memperkenalkan Arak Bali ke panggung dunia pun kian mendekati kenyataan.

Dari Desa Sambiran, sosok Koster membawa harapan baru bagi Arak Bali. Ia adalah sosok visioner yang berupaya untuk memperbaiki sistem promosi dan merancang kemasan yang mampu memikat mata dunia. Arak Bali kini telah sejajar dengan minuman spirit kelas dunia, sebuah pengakuan yang membanggakan.

Wayan Koster, adalah tokoh di balik kebangkitan Arak Bali. Dedikasinya dalam melestarikan warisan budaya Bali ini patut diacungi jempol.

Berkat Koster, Arak Bali tetap hidup dan menjadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga di Bali. Tak hanya itu, Arak Bali juga semakin dikenal dan diminati, menjadi kebanggaan masyarakat Bali.

Di balik keindahan alamnya, Bali menyimpan kekayaan peradaban yang menjadi fondasi kekuatan masyarakatnya. Setiap pemimpin di Bali, sudah seharusnya memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga warisan luhur ini.

Bali adalah cerminan kejayaan nusantara di masa silam. Di tanah ini, nilai-nilai budaya, seni, tradisi, dan kearifan lokal masih hidup dan terjaga dengan baik. Inilah yang membuat Bali menjadi istimewa, dan inilah yang harus terus kita lestarikan.

Nathan Santoso mengajak semua mendukung setiap upaya yang dilakukan oleh Bali untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan serta keindahan alamnya. Karena dengan begitu, kita turut berkontribusi dalam menjaga warisan berharga bagi bangsa Indonesia.

Hal itu disampaikan Nathan Santoso saat ia berbicara tentang Arak Bali. Di acara Bali Signature Drink Edition yang berlangsung di Level 21 Mall Denpasar, Jumat, 31 Januari 2025, Nathan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Wayan Koster, sosok yang ia sebut sebagai “Bapak Arak Bali”.

Sebagai seorang artisan arak, Nathan merasakan betul dampak positif dari kebijakan yang digagas oleh Koster. Ia pun tak ragu untuk menyampaikan apresiasinya di hadapan publik. Acara ini sendiri merupakan bagian dari perayaan Hari Arak ke-3 yang diperingati setiap tanggal 29 Januari.

“Kita bisa saling berbagi di sini, pertama, bahwa setiap artisan di Bali ini tidak akan ada disini, apabila tidak ada pergub nomor 1 tahun 2020 oleh pak Gubernur Koster,” ujarnya.

Dia menjelaskan, apapun yang diperjuangkan di sini oleh semua teman artisan bukan hanya menghasilkan minuman arak Bali yang enak tetapi ini sebuah kisah dalam gelas. Kisah tentang kejayaan nusantara.

Bali adalah representasi terdekat dari nusantara yang bisa kita lihat. Di tempat lain, kita tidak akan menemukan yang seperti Bali. Pulau Dewata ini adalah jendela yang memungkinkan kita melihat kejayaan nusantara di masa lalu. Oleh karena itu, apapun yang diupayakan di sini sangat penting untuk memiliki konteks budaya.”

Lebih lanjut, ia menyampaikan kegiatan serupa ini perlu diselenggarakan secara rutin oleh seluruh komunitas. Tujuannya adalah untuk terus berkomitmen dalam meningkatkan nilai-nilai budaya Bali, salah satunya melalui tradisi arak Bali.

Jauh sebelum anggur memikat lidah para penikmatnya, Hatten Wines telah lebih dulu meramu arak, minuman khas Bali yang kaya akan tradisi. Ida Bagus Rai Budarsa, sang pendiri dan CEO, mengungkapkan produksi arak telah menjadi bagian dari perjalanan Hatten Wines selama puluhan tahun.

Bahkan, produk arak Dewi Sri telah hadir jauh sebelum Hatten Wines dikenal sebagai produsen wine di Bali. Menurut Rai Budarsa, arak Dewi Sri memiliki daya tarik tersendiri, dengan permintaan yang terus meningkat dari hotel dan restoran di seluruh Bali.

Di tengah pesatnya perkembangan industri arak Bali, muncul suara yang mengingatkan akan pentingnya menjaga kualitas. Ia, sebagai salah satu pelaku industri, menyarankan agar Wayan Koster dan pemerintah daerah terus berperan aktif dalam mengawasi pertumbuhan produsen arak.

“Kita harus mencari keseimbangan antara memberikan kesempatan berusaha dan menjaga kualitas,” ujarnya. Kontrol kualitas sangat penting, dan ini harus menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun sesama produsen. ***

Berita Lainnya

Terkini