Kreativitas Tanpa Batas, Etika Jadi Pedoman: Seruan Putri Koster untuk Seniman Pop Bali

Ketua Dekranasda Bali Putri Koster dengan antusias mengapresiasi geliat musik pop Bali yang kian semarak, tidak hanya memeriahkan kancah musik lokal, tetapi juga memperkaya citra Bali di mata dunia.

8 Mei 2025, 07:23 WIB

Denpasar – Menjelajahi lanskap musik pop Bali yang dinamis, Ketua Dekranasda Provinsi Bali, Putri Koster, baru-baru ini melayangkan ajakan inspiratif kepada para seniman.

Dalam forum Literasi Media yang hangat di Monumen Bajra Sandhi, Denpasar Rabu, 7 Mei 2025, Putri Koster menekankan pentingnya menjaga keselarasan antara kreativitas yang membara dan nilai-nilai luhur kesopanan serta kesusilaan.

Putri Koster dengan antusias mengapresiasi geliat musik pop Bali yang kian semarak, tidak hanya memeriahkan kancah musik lokal, tetapi juga memperkaya citra Bali di mata dunia.

Dia menggarisbawahi bagaimana kini Bali tidak hanya tersohor dengan keindahan seni tari dan gamelan, namun juga melalui alunan melodi dan harmoni lagu-lagu berbahasa Bali yang beragam.

Kendati demikian, sorotan tertuju pada beberapa karya yang dinilai kurang memperhatikan etika dalam lirik maupun visualisasi video klip.

Putri Koster mengajak para penggiat seni untuk senantiasa berkreasi dalam bingkai koridor hukum dan norma yang berlaku. Diibaratkan seniman sebagai “guru dari masa ke masa,” sosok pencerah masyarakat melalui karya yang menginspirasi dan menuntun. Oleh karena itu, setiap kreasi seni diharapkan berlandaskan pada nilai-nilai dan batasan yang telah disepakati.

Sebagai penerima Lifetime Achievement Award dari KPID Bali tahun 2023, Ny. Putri Koster menegaskan bahwa kualitas dan integritas seorang seniman tercermin dalam setiap karya yang dihasilkan. Beliau menekankan urgensi lirik lagu dan video klip yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan mencerdaskan khalayak. “Seniman dinilai dari kapasitas dan integritasnya,” tuturnya penuh harap, “Muliakan talenta yang dianugerahkan dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan. Mari kita edukasi dan cerdaskan masyarakat melalui karya seni yang kita ciptakan.”

Ketua KPID Bali, Agus Astapa, menyampaikan komitmen kuat lembaganya dalam mengawasi konten siaran di berbagai platform penyiaran.

Keprihatinannya disampaikan atas temuan lagu-lagu Bali yang mengandung unsur pelanggaran, mulai dari muatan seksual, adegan kekerasan, promosi minuman beralkohol, hingga abai terhadap norma kesusilaan dan kesopanan.

Peringatan tegas pun dilayangkan kepada para pencipta lagu, penyanyi, dan pembuat video klip untuk senantiasa berpegang pada regulasi yang ada. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak negatif bagi masyarakat dan menjaga kredibilitas lembaga penyiaran. “Pelanggaran terhadap peraturan yang ada tidak hanya berimbas pada teguran kepada lembaga siaran yang dapat berdampak pada kredibilitas lembaga penyiaran, tetapi juga akan berdampak tidak baik bagi masyarakat kita,” tandasnya.

Pertemuan yang berlangsung dalam suasana keakraban ini dihadiri oleh sejumlah musisi pop Bali dan perwakilan berbagai lembaga penyiaran di Bali. Acara Literasi Media ini menjadi wadah yang produktif untuk berdiskusi, bertukar pikiran, dan diakhiri dengan sesi foto bersama, mempererat tali silaturahmi di antara para pelaku industri musik pop Bali. ***

Berita Lainnya

Terkini