LS Vinus Denpasar Soroti Minimnya Keterwakilan Perempuan dalam Rekrutmen Bawaslu Bali

22 Juni 2023, 22:14 WIB

DenpasarRekrutmen calon anggota Bawaslu Bali 2023 mendapat sorotan berbagai elemen masyarakat seperti minimnya keterwakilan perempuan sebagaimana disampaikan LS Vinus Denpasar.

Sekretaris Lembaga Studi Visi Nusantara (LS VINUS) Kota Denpasar Nurdin sependapat dengan berbagai pernyataan beberapa elemen terkait proses seleksi Bawaslu Bali kali ini.

Pihaknya mengajak semua lapisan masyarakat mengawal bersama seluruh proses di Bawaslu Bali ini.

“Sudah saatnya Bawaslu RI mengambil langkah-langkah yang diperlukan demi terjaganya kualitas perekrutan dan hasilnya karena masa depan demokrasi kita yang sedang dipertaruhkan,” tegas Nurdin yang juga pengacara ini.

Tidak hanya sisi kualitas dan keterwakilan elemen masyarakat yang disorot dari kinerja Tim Seleksi (Timsel) akan tetapi juga minimnya keterwakilan perempuan yang tidak sampai 30 persen dalam 10 nama yang telah dipilih oleh Timsel .

Karena hanya ada 1 (satu) perempuan yang lolos 10 (sepuluh) besar padahal terdapat 4 (empat) perempuan yang lolos 20 (dua puluh besar).

Nurdin mengklaim telah mengetahui ada 4 (empat perempuan yang lolos 20 (dua puluh besar) dan salah satu peserta perempuan bahkan mantan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali dua periode yang ikut berproses di Bawaslu Bali kali ini.

“Oleh Timsel juga tidak di loloskan ke sepuluh besar, ini ada apa,” ujarnya dengan nada tanya kepada wartawan Rabu 22 Juni 2023.

Dia meilai Timsel mengesampingkan faktor pengalaman dan representasi gender dalam proses ini.

“Padahal dua hal ini adalah sangat prinsip dan fundamental”, Nurdin menegaskan.

Banyak aspek yang telah dilangkahi Timsel sehingga wajar jika banyak masyarakat yang mempertanyakan keputusan Timsel tersebut.

Sebagai pemantau pemilu LS Vinus memiliki tanggung jawab tidak hanya mengawasi teknis penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan tapi juga memiliki tanggung jawab mengawasi dan menjaga proses perekrutan penyelenggara pemilu berjalan secara transparan.

Bagaimana rekrutnen bisa, berkualitas dan berkeadilan serta mencerminkan keIndonesiaan serta mengakomodir keterwakilan 30 persen perempuan .

Sampai-sampai ada salah satu peserta perempuan yang punya pengalaman dua periode sebagai penyelenggara pemilu di level provinsi sepuluh besarpun tidak masuk.

“Ini kan terlihat sekali dan terkesan tidak memberi pilihan lain figur perempuan selain figur yang dipilih saat ini?,” kritik Nurdin.

Sejauh ini belum diperoleh tanggapan dari pihak Timsel Rekrutmen Bawaslu Bali atas kritik atau sorotan lembaga pemantau Pemilu tersebut ***

Artikel Lainnya

Terkini