Presiden Jokowi Ungkap Pertarungan Antarkekuatan Ekonomi dan Politik Dunia

16 Oktober 2018, 07:38 WIB
JOkowi%2Bdi%2Bkampus
Presiden Joko Widodo saat orasi ilmiah di Kampus UKI Jakarta/foto:biro pers setpres

JAKARTA– Presiden Joko Widodo mengingatkan perhelatan dunia baik ekonomi dan politik dunia saat diwarnai pertarungan antarkekuaran besar yang bisa membawa dampak serius bagi umat manusia.

Hal itu disampaikan Jokowi orasi ilmiah dalam Sidang Terbuka Senat Universitas Kristen Indonesia (UKI) dalam rangka Lustrum XIII UKI di Kampus UKI, Jakarta Timur, Senin, 15 Oktober 2018,

Jokowi mengingatkan, kembali sebuah pesan moral yang disampaikan dalam pidato di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali beberapa waktu lalu.

“Pesan moral yang ingin saya sampaikan saat itu, bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan, bukan hanya bagi yang kalah, namun juga yang menang,” katanya mengingatkan.

Kepala Negara kembali menyebut, perhelatan ekonomi dan politik dunia saat ini diwarnai oleh pertarungan antarkekuatan besar.

Perebutan kekuasaan dan persaingan antarkekuatan besar itu bagaikan roda besar yang berputar seperti siklus kehidupan.

“Satu negara elite tengah berjaya, sementara negara lain mengalami kemunduran dan kehancuran,” tandasnya

Di balik persaingan tersebut, sambung Jokowi, sesungguhnya terdapat ancaman besar yang luput dari perhatian bersama. Presiden bahkan menyebut ancaman itu jauh lebih besar dari yang diperkirakan.

“Misalnya perubahan iklim dan menurunnya ekonomi global,” kata Presiden.

Kekalahan atau kemenangan yang dihasilkan dalam sebuah peperangan atau persaingan akan selalu sama,  menimbulkan kerusakan dan kerugian bagi kedua pihak.

“Tidak boleh melakukan kerusakan hanya untuk menghasilkan sebuah kemenangan. Tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran. Itulah pesan moral yang ingin saya sampaikan di Annual Meetings itu,” imbuhnya.

Meski disampaikan guna menggambarkan kondisi terkini terkait keadaan ekonomi global kepada para pimpinan lembaga internasional serta pengambil kebijakan ekonomi dan fiskal di Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali beberapa waktu lalu, Jokowi menyebut pidatonya relevan bagi kontestasi di dalam negeri.

“Pesan moral yang saya sampaikan pada pidato di Bali tersebut tidak hanya relevan disampaikan kepada pemimpin dunia saat ini, tetapi juga dapat kita sampaikan kepada masyarakat, kepada pemimpin-pemimpin kita di dalam negeri, terutama elite-elite yang sedang memperjuangkan kepentingannya,” demikian Jokowi.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir dan Rektor Universitas Kristen Indonesia Dhaniswara K Harjono. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini