Raja Paku Alam hingga KH Ahmad Sanusi Dianugerahi Pahlawan Nasional

Pemerintah menganugerahi lima tokoh diantaranya Raja Paku Alam VIiI hingga KH Ahmad Sanusi sebagai Pahlawan Nasional karena dinilai berjasa dalam sejarah pergerakan berdirinya Republik Indonesia.

3 November 2022, 18:54 WIB


Jakarta – Lima tokoh yang dinilai berjasa besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia diantaranya almarhum KGPAA Paku Alam VIII dan KH Ahmad Sanusi bakal dianugerahi sebagai Pahlawan Nasional.

Tiga tokoh lainnya yang bakal mendapat anugerah sebagai Pahlawan Nasional adalah almarhum DR. dr. H. R. Soeharto, dr. Raden Rubini Natawisastra dan H. Salahuddin bin Talibuddin.

Kabar penganugerahan kepada Lima tokoh sebagai Pahlawan Nasional Itu disampaikan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan  usai bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis, (3/11/2022).

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md selaku Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, mengatakan, pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada lima tokoh yang dipilih berdasarkan usulan masyarakat dan telah melalui sejumlah proses seleksi.

Dari hasil diskusi dengan  Presiden Jokowi, memutuskan tahun ini memberikan lima (gelar pahlawan nasional) kepada tokoh-tokoh bangsa yang telah ikut berjuang mendirikan negara Republik Indonesia melalui perjuangan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan-pembangunan.

“Sehingga kita eksis sampai sekarang sebagai negara yang berdaulat,” ujar Mahfud Md menegaskan dikutip dari keterangan tertulisnya.

Penghargaan pertama,gelar pahlawan nasiona diberikan kepada almarhum DR. dr. H. R. Soeharto dari Jawa Tengah yang dinilai telah berjuang bersama Presiden Soekarno dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Lanjut Mahfud MD,  bahkan setelah kemerdekaan, almarhum DR. dr. H. R. Soeharto ikut serta dalam pembangunan sejumlah infrastruktur di Tanah Air.

“Ikut pembangunan _department store_ syariah dan pembangunan Monumen Nasional serta Masjid Istiqlal dan pembangunan Rumah Sakit Jakarta serta salah seorang pendiri berdirinya IDI (Ikatan Dokter Indonesia),” ungkap Mahfud

Kedua, pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum KGPAA Paku Alam VIII yang merupakan Raja Paku Alam dari tahun 1937-1989.

Beberapa jasa diberikan almarhum KGPAA Paku Alam VIII antara lain bersama Sultan Hamengkubowono IX dari Keraton Yogyakarta mengintegrasikan diri pada awal kemerdekaan Republik Indonesia sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi utuh hingga saat ini.

“Sehari sesudah (kemerdekaan) itu beliau menyatakan bergabung ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kemudian Yogyakarta menjadi ibu kota yang kedua dari Republik ketika terjadi agresi Belanda pada tahun 1946,” tutur Mahfud.

Anugerah ketiga, pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra, dari Kalimantan Barat.

Almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra telah menjalankan misi kemanusiaan sebagai dokter keliling pada saat kemerdekaan. Bahkan, almarhum bersama istrinya dijatuhi hukuman mati oleh Jepang karena perjuangannya yang gigih untuk kemerdekaan Republik Indonesia.

Selanjutnya, anugerah keempat, pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dari Maluku Utara.

Selama 32 tahun, almarhum H. Salahuddin bin Talibuddin dinilai telah berjuang dan ikut membangun Indonesia berdasarkan Pancasila.

“Beliau pernah dibuang ke Boven Digul tahun 1942 dan juga dibuang ke Sawahlunto tahun 1918-1923,” ucap Mahfud.

Kelima, pemerintah akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada almarhum K.H. Ahmad Sanusi dari Jawa Barat.

Dijelaskan Mahfud MD almarhum Kyai Ahmad Sanusi merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang belum mendapat gelar pahlawan nasional.

Selain itu dikenal sebagai tokoh Islam yang memperjuangkan dasar negara yang menghasilkan kompromi lahirnya negara Pancasila.

“Dari semula ada sisi kanan ingin menjadikan negara Islam, sisi kiri menjadikan negara sekuler, kemudian diambil jalan tengah lahirlah ideologi Pancasila sesudah menyetujui pencoretan tujuh kata di Piagam Jakarta,” ujar Mahfud.

Pihaknya mengimbau daerah-daerah yang merupakan asal dari para tokoh penerima gelar pahlawan nasional untuk mempersiapkan diri hadir pada peringatan Hari Pahlawan 10 November, yang rencananya akan digelar pada Senin, 7 November 2022 mendatang di Istana Negara Jakarta.

Daerah-daerah yang sudah mempunyai usul-usul dan disetujui oleh pemerintah supaya segera menyiapkan diri hadir dan melakukan penyambutan-penyambutan, baik upacara adat, upacara daerah, atau apapun yang bisa dilakukan untuk menyongsong anugerah ini. ***

Artikel Lainnya

Terkini