Wagub Sudikerta Siap Mediasi Konflik GWK

12 Juni 2015, 06:34 WIB

Kabarnusa.com – Berlarutnya konflik internal antara PT Alam Sutera Realty selaku pengelola Garuda Wisnu Kencana (GWK), dengan ratusan pemilik toko yang tergabung dalam Perhimpunan Pemilik Toko Plaza Amata (PTPA) mengundang keprihatinan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta yang berjanji siap memediasi guna menyelesaikan kasusnya. 

Sudikerta segera turun tangan memediasi semua pihak karena memandang konflik itu sangat mengganggu kenyamanan di ikon destinasi pariwisata khususnya di Badung Selatan..

“Saya prihatin dengan apa yang terjadi di GWK, Ini, sudah mengganggu aktifitas pariwisata di Bali, ” tandasnya ditemui di Nusa Dua usai pembukaan Bali and Beyond Travel Fair 2015, di Nusa Dua, Kamis 11 Juni 2015.

Pihaknya langsung memerintahkan Kadis Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra, memanggil semua pihak atas kemelut di GWk berujung dengan penutupan akses masuk di kawasan pertokoan.

Dia sendiri mengaku tak habis pikir hanya karena persoalan akses jalan masuk kawasan GWK, kemudian mencuat menjadi kasus yang bisa mengganggu aktifitas pariwisata.

Ini nantinya berimbas dengan banyaknya tenaga kerja yang dirugikan karena tidak lagi bisa bekerja di sana.

Mediasi dinilai langkah tepat, untuk menengahi sengketa dan diharapkan jangan sampai memicu kondisi yang tidak baik bagi pariwisata di Bali.

“Kalau ribut-ribut seperti ini terus, tamu bisa lari dari Bali,” tandas mantan Wakil Bupati Badung itu prihatin.

Kisruh penutupan akses masuk menyulut keberatan harus menjadi perhatian bersama. Untuk itu harus segera dicarikan solusi ataupun jalan keluar yang terbaik dan bisa diterima oleh semua pihak.

“Mari duduk bersama dengan pikiran jernih untuk mencari solusi terbaik, agar bisa diterima semua pihak,” ajaknya.

Guna menyelesaikan persoalan tersebut Wagub meminta pihak yang bertikai untuk terbuka dan duduk bersama memecahkan persoalan itu.

Karena permasalahan ini tidak saja menyangkut nama besar GWK, namun juga citra pariwisata Bali juga ikut ternoda, akibat sikap ngotot masing-masing pihak.

Dia meminta Kadis Pariwisata untuk segera melaporkan apa yang menjadi penyebab kekisruhan ini dengan meminta keterangan dari semua pihak baik manajemen, owner dan yang pemilik toko yang ditutup aksesnya untuk dicarikan solusinya.

“Semua pihak harus mempunyai komitemen menyelesaikan masalah ini, agar tidak berpengaruh buruk terhadap pariwisata kita,” demikian Sudikerta. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini