Bertemu Duta Besar Uni Eropa, Moeldoko Dorong Negosiasi IEU-CEPA hingga Kebijakan Hilirisasi Indonesia

Penyelesaian negosiasi Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) serta kebijakan hilirisasi di Indonesia ditekankan KSP Moeldoko.

17 Januari 2024, 11:15 WIB

Uni Eropa merupakan tujuan utama ekspor produk Indonesia yang ke-5 dengan nilai USD 21,5 miliar.

Pemerintah Indonesia kata Moeldoko turut mendorong kesepakatan pada Trade Sustainable Development dengan fokus untuk menerapkan prinsip-prinsip lingkungan dan keberlanjutan dalam mewujudkan produk-produk lestari menjadi lebih kompetitif.

Hal tersebut diterapkan Pemerintah Indonesia melalui berbagai upaya untuk mewujudkan standardisasi dan sertifikasi yang dapat diakui Uni Eropa.

AKBP Ketut Widiarta Jabat Kapolres Kawasan Bandara Ngurah Rai

Dicontohkan, perbaikan Sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) serta Sistem Verifikasi Legal Kayu (SLVK) untuk produk kayu.

Pihaknya berharap Melalui IEU-CEPA, sertifikasi Indonesia dapat diakui oleh EU sehingga tidak perlu sertifikasi berbeda namun secara substansi sama.

Soal kebijakan hilirisasi di Indonesia, Moeldoko mengharapkan kebijakan ini tidak akan menghambat proses penyelesaian IEU-CEPA.

Kinerjanya Lampaui Grameen Bank, PNM Menjadi Program Pemberdayaan UMKM dan Perempuan Paling Strategis

Pemerintah Indonesia, sudah melakukan berbagai praktik baik, diantaranya hilirisasi produk nikel. Kekinian, sudah terdapat 40-an smelter nikel yang menghasilkan feronikel dan nikel pig iron, termasuk pabrik baterai mobil listrik dan pabrik mobil listrik.

“Kami juga turut mengundang Uni Eropa untuk berinvestasi dalam mebangun pabrik pengolahan,” tuturnya.

Chief Negotiator EU, Fabien Gehl berkomitmen menyelesaikan negosiasi IEU-CEPA. Pihaknya menargetkan dalam 6 hingga 8 bulan kedepan akan segera mendapat kesepakatan yang diharapkan dapat memenuhi nilai tambah bagi kedua belah pihak.

Program Pembiayaan bank bjb Berikan Bunga Khusus hingga Awal Tahun 2024

”Secara spesifik kami berkeinginan untuk mengintensifkan komunikasi sehingga dapat menghasilkan konklusi,” demikian Fabien Gehl. ***

Berita Lainnya

Terkini