BI Bali Dukung Pengelolaan Sampah Bernilai Ekonomi Berbasis Masyarakat

6 Agustus 2021, 18:39 WIB
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho didampingi anggota Komisi IX DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya dan Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara mendengarkan paparan proses produksi pengeloaan sampah Desa Adat Padangsambian Denpasar/Dok. Kabarnusa

Denpasar – Bank Indonesia mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang bisa memberikan manfaat nilai ekonomi dan menjaga lingkungan.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengungkapkan, dukungan terhadap pembangunan tempat pengelolaan sampah di Desa Adat Padangsambian Kota Denpasar, adalah salah satunya.

“Ini merupakan bentuk dukungan Bank Indonesia dalam mendorong pengembangan
ekonomi berwawasan lingkungan. Dengan prinsip 3R
(Reduce-reuse-recycle), ” tutur Trisno saat peresmian TPS 3R dan Penyerahan PSBI PKE UMKM Desa Adat Padangsambian”. Jumat (6/8/2021).

Acara dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya dan Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Bendesa Adat Padangsambian Made Suparman.

Pada bagian lain, Trisno menyatakan., dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, Bank Indonesia turut mendorong inklusivitas dalam pengembangan ekonomi dan sektor keuangan yang berwawasan lingkungan. 

Dengan prinsip 3R (Reduce-reuse-recycle), sampah dan limbah dapat menjadi sumber daya terbarukan di sektor industri dan bernilai ekonomi yang juga bertujuan untuk konservasi lingkungan.

Tidak hanya itu, pengelolaan sampah juga berpotensi membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga sekitar seiring dengan peningkatan kapasitas pengolahan. 

Dalam kesempatan itu, BI memberikan bantuan sarana dan prasarana pengolahan sampah organik dan non organik ini merupakan tahap awal dari sinergi program antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, DPR RI Komisi XI, BUPDA Desa Adat Padangsambian dan berbagai stakeholder’s- yang terlibat. 

“Kami berharap bantuan ini dapat dimaksimalkan untuk mewujudkan pengolaan sampah yang terintegrasi dan menjadi pilot project pertama di Denpasar, serta menjadi percontohan agar dapat di-replikasikan oleh pengolahan sampah di tempat lainnya,” sambungnya.

Pihanya ke depan meyajubu sinergi program-program dapat ditingkatkan seperti pembuatan pupuk organik ataupun implementasi bank sampah berbasis QRIS. 4. 

Program ini dapat berjalan dengan baik dengan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak. 

Pada kesempatan sama, Gusti Agung Rai Wirajaya menyatakan, sampah menjadi masalah berat yang harus dipecahkan Bali apalagi sebagai daerah tujuan pariwisata dunia.

“Apa yang dilakukan Desa Adat Padangsambian ini, sebagai implementasi pengelolaan sampah berbasis sumber, dimana sampah harus dipilah sejak dari rumah tangga,” katanya.

Diharapkan ke depan, desa lainnya di Bali juga bisa melakukan hal sama untuk mengurai permasalahan sampah yang bisa mempengaruhi citra pariwisata Bali.

Bendesa Adat Padangsambian Made Suparman mengaku bersyukur atas bantuan BI Bali dan DPR RI sehingga masyarakat bisa mengelola sampah agar bernilai ekonomis dan tentu saja menjaga lingkungan.

“Lahan ini sejak lama dipakai buang sampah warga, setelah kami bermusyarah bersama dan menyampaikan ke pemerintah kota dan Bank Indonesia mendapat dukungan peralatan pengelolaan sampah,” katanya

Tempat pengeloaan sampah itu dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), nanatinya bisa dimanfaatkan warga dari 14 banjar di wilayah itu, dengan demikian bisa mengatasi masalah sampah di Kota Denpasar. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini