Ekonomi Tumbuh Kencang, Indonesia Diingatkan Potensi Ancaman Krisis Global

Potensi ancaman krisis global diingatkan Kantor Staf Kepresidenan KSP saat pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melaju kencang mencapai 5,67 persen.

Jakarta – Memasuki triwulan ketiga tahun 2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia melaju kencang mencapai 5,67 persen namun semua pihak diingatkan ancaman krisis global ada di depan mata.

Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Edy Priyono menegaskan hal itu menanggapi hasil rilis BPS yang menyebutkan membaiknya ekonomi Indonesia

Edy Priyono mengingatkan, capaian pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III, yakni sebesar 5,72 persen, tidak boleh membuat pemerintah Indonesia lengah.

Pasalnya, potensi ancaman resesi global, inflasi, dan pengetatan kebijakan moneter masih di depan mata, dan bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Kita harus bersyukur ekonomi kita di triwulan tiga melaju Kencang. Tapi capaian ini jangan membuat lengah. Kewaspadaan terhadap potensi ancaman resesi masih harus dijaga,” tegasnya dikutip dari keterangan tertulisnya Selasa (8/11/2022).

Diungkapkan, pemerintah bersama otoritas terkait dipastikan terus bekerja keras untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Yakni, dengan melaksanakan bauran kebijakan pengendalian inflasi, peningkatan investasi, dan mendorong pertumbuhan ekspor.

Ditambahkan, anggaran beragam insentif dan bansos disiapkan pemerintah untuk membantu industri dan masyarakat yang terdampak.

Pada bagian lain disampaikaj meningkatnya kinerja investasi dsn.ekspor mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga tahun 2022 hingga mencapai 5,72 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, serta tingginya kinerja investasi dan ekspor.

Unyuk konsumsi rumah tangga tumbuh 5,39 persen (year on year), investasi 4,96 persen, dan ekspor tumbuh 21,64 persen.

Pertumbuhan ekspor ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang tetap kuat dan kebijakan percepatan ekspor minyak kelapa sawit.

“Kalau untuk investasi pertumbuhan terjadi pada investasi non bangunan,” terang Edy Priyono.

Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Senjumlah wilayah mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi seperti Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), disusul Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Jawa, Kalimantan, dan Sumatera.

Melansir data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, di tengah perlambatan ekonomi global dan kenaikan inflasi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2022 tumbuh pesat di level 5,72 persen, atau naik dari Triwulan II, yakni 5,45 persen.

Capaian tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi negara-negara lain seperti, Tiongkok sebesar 3,9 persen, Amerika Serikat 1,8 persen, Jerman 1,2 persen, Uni Eropa 2,1 persen, dan Korea Selatan 3,1 persen. ***

Berita Lainnya

Terkini