GPDRR di Bali, IDEP Suarakan Penguatan Komunitas Lokal dalam Penanganan Bencana

Selain itu, topik kerelawanan dan kelompok remaja peduli bencana, hutan belajar remaja peduli keadilan iklim, peran anak dan remaja dalam pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim, manfaat cash voucher assistance (cva) untuk kelompok rentan dan marginal serta journalist sahabat anak dan liputan kebencanaan.

“Beberapa NGO di Indonesia akan hadir untuk menguatkan pekan diskusi kita di bale Resiliensi,” ujar Awal dalam acara yang menghadirkan Rofiqi Hasan mewakili Wartawan Peduli Bencana (Wapena) Bali.

PIhaknya berharap gagasan-gagasan’ bale resiliensi’ bisa menjadi agenda atau didengar forum GPDRR menjadi agenda strategis penanganan bencana.

Kesiapan Bandara Ngurah Rai Jelang G20 dan GPDRR 2022

Ia juga menegaskan, pentingnya aksi-aksi pendampingan ke masyarakat sehingga bisa menciptakan komunitas yang mandiri dan berkelanjutan, dalam penanganan bencana.

Dalam kesempatan itu, Rofiqi Hasan menegaskan, penguatan komunitas dan pendekatan lokalitas dalam mitigasi bencana sangat penting agar masyarakat tidak tergantung pada bantuan pemerintah maupun pihak-pihak lain.

Ia juga menehkanlan, pentingnya tata kelola informasi sehingga bencana yang terjadi tidak berujung pada bencana informasi.

Monev Perkembangan Riset Kebencanaan, BNPB Bentuk Dukungan GPDRR

“Diperlukan literasi tentang kebencanaan pada masyarakat maupun wartawan sehingga berita yang disajikan tidak membingungkan masyarakat, saat terjadi bencana,” tegas dia.

Rofiqi Hasan juga mengingatkan pentingnya pengelolaan informasi terkait kebencanaan oleh komunitas-komunitas di desa hingga penguatan masyarakat lokal dalam merespon kebencanaan harus disiapkan.

“Setiap desa harus punya organisasi kebencanaan, seperti di Bali ada konsep jagabaya yang perlu juga diperkuat konsep-konseo modernisasi kebencanaan,” imbuhnya. ***