Indonesia Bertutur 2022: Peserta Temu Seni Dalami Situs Gunung Kawi

Sebanyak 18 koreografer dari berbagai wilayah Indonesia menyaksikan, mengenal, dan memahami tentang sejarah, seni dan budaya di situs Gunung Kawi.

19 Juli 2022, 22:11 WIB

Sastrawan dan narasumber Temu Seni Tari, Ketut Eriadi Ariana memaparkan sebagai sebuah cagar budaya Gunung Kawi memiliki derajat yang tinggi karena ditetapkan juga oleh United Nations Educational, Scientif and Cultural Organization (UNESCO) sebagai World Heritage.

Ketut Eriadi Ariana menjelaskan, Gunung Kawi yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan, Gianyar merupakan situs suci yang sangat penting bagi peradaban dan budaya Bali , menjadi salah satu inspirasi lahirnya karya sastra di Bali.

“Kompleks candi ini merupakan gambaran refleksi filosofi bahwa air memiliki keselarasan dalam konteks rohani dan keilmuan, mengalir dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi, menjadi tumpuan dalam membangun gagasan kreatif,” tuturnya dalam sarasehan.

Seratus Seniman Tari Topeng Siap Meriahkan Festival Ulun Danu Beratan

Sastrawan dan peneliti, Ni Made Ari Dwijayanthi juga mengutarakan Gunung Kawi bukan sekadar pura atau candi, tapi juga merupakan bagian dari hidupnya saya sejak kecil.

“Keluarga kami memiliki kios kecil di sepetak lahan persawahan warisan leluhur di sekitar Pura Gunung Kawi, dan kami juga bagian dari warga Krama Pangempon Pura Gunung Kawi dengan tugas utama menjaga dan melanjutkan setiap ritual di dalam situs Pura Gunung Kawi,” ungkap dia.

Fungsi utama sebuah situs sejarah di Bali adalah sebagai tempat suci, kata dia, tempat manusia Bali merayakan momentum penghayatan spiritualitas dan tempat belajar mengenali diri dan kehidupan.

KSP Gelar Rakor Terkait Polemik Kesenian Reog dan Budaya Jamu

Fasilitator Temu Seni Tari Joned Suryatmoko memaparkan seusai napak tilas peserta akan memulai sesi laboratorium pertama.

Sebagai langkah awal, dengan mengenal Gunung Kawi secara fisik, secara artistik, mereka bisa mulai kegiatan berbagi metode penciptaan satu sama lain dan menyiapkan kolaborasi yang akan disajikan di akhir di sesi laboratorium berikutnya.

Dalam pandangan Krisna Satya, peserta Temu Seni Tari yang berasal dari Bali, kunjungan ke Gunung kawi kali ini lebih memberikan pendalaman dan pemahaman yang yang memungkinkan dirinya memasuki ruang-ruang eksplorasi dan ide koreografi.

Gairahkan Pariwisata Pulau Dewata, Puluhan Seniman Ramaikan Kontes Mural In Bali

Pada kesempatan itu, Direktur Artistik Indonesia Bertutur 2022 Melati Suryodarmo menambahkan, ajang Temu Seni Tari menuju festival mega event Indonesia Bertutur 2022 ini diadakan dengan mengacu pada kerangka besar: “Mengalami masa lampau, menumbuhkan masa depan”.

Pihaknya berharap pengalaman akan masa lampau tidak hanya ditengok ulang lewat situs cagar budaya, namun juga dipertemukan dengan perspektif dan tubuh kekinian.

Diharapkan, laboratorium ini bisa mengenali kaitan dan keberlanjutan yang lampau dan yang akan datang lewat praktik-praktik ketubuhan dalam tari dan koreografi.

Pemprov Bali Berikan Piagam Seniman Penutur Cerita Rakyat Berprestasi

Delapan belas koreografer muda dengan aneka genre dan berasal dari berbagai tempat di Indonesia itu hadir dalam acara Temu Seni Tari yakni sebuah ajang silaturahmi, apresiasi dan jejaring seni tari sekaligus memperkenalkan dan menambah gaung Indonesia Bertutur 2022 di daerah cagar budaya di Indonesia.

Even Temu Seni ini merupakan salah satu rangkaian dari Festival Mega Event Indonesia Bertutur 2022 yang dihelat menjadi bagian dari perhelatan akbar Pertemuan Menteri-Menteri Kebudayaan G20 (G20 Ministerial Meeting on Culture) dimana akan dilaksanakan di Kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah pada bulan September mendatang.

Sebanyak 18 peserta dari berbagai provinsi, 2 fasilitator, yaitu peneliti dan kurator seni pertunjukan Helly Minarti dan seniman teater dan penulis Joned Suryatmoko terlibat dalam
Temu Seni dengan tema tari yang dilaksanakan di Bali.

Presiden Jokowi Minta BUMN Bantu Seniman Gelar Pertunjukan Seni Budaya

Ada juga, 6 narasumber yakni kurator dan pendidik seni rupa I Made Susanta Dwitanaya, sastrawan dan dosen I Ketut Eriadi Ariana, sastrawan dan peneliti Ni Made Ari Dwijayanthi, sastrawan dan penulis Carma Citrawati, pengajar dan ahli gizi I Putu Suiraoka dan penari senior I Ketut Rina.

Ajang Temu Seni Tari di Bali ini terwujud bekerja sama dengan komunitas Teater Kalangan yang berperan penting untuk merancang program dan pelaksanaan acara.

Beranggotakan insan dari berbagai lintas disiplin ilmu, teater kalangan merupakan kolektif lintas disiplin pertunjukan yang berbasis di Denpasar, Bali. ***

Artikel Lainnya

Terkini