Jadi Ikon Pariwisata Dunia, Bali Harus Terapkan Prokes dan Selektif Terhadap Wisnus

10 September 2020, 13:55 WIB

diskusi bertajuk Mengawal Bangkitnya Pariwisata Bali Aman Berdasarkan
Protokol Kesehatan Demi Pemulihan Perekonomian Bali yang digelar Forum
Komunikasi antar Media Bali Bangkit di Hotel Grand Inna Bali Beach,
Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (10/9/2020)/ist.

Denpasar – Pariwisata Bali yang kembali dibuka bagi wisatawan domestik
perlu dilaksanakan secara selektif berkualitas dengan pelaksanaan protokol
kesehatan yang ketat sehingga tetap menunjukkan Bali sebagai ikon wisata
Indonesia di mata dunia.

Bali merupakan salah satu daerah yang mengalami dampak ekonomi paling parah di
Indonesia akibat Pandemi Covid-19. Maklum, Bali selama ini sangat tergantung
dari dunia pariwisata. Untuk itu, saat pariwisata domestik mulai dibuka, Badan
Intelijen Negara (BIN) langsung terjun ke Bali untuk memastikan agar terwujud
pariwisata yang aman berdasarkan protokol kesehatan.

Melihat kondisi ini, pemerintah bergerak cepat dan berusaha membangkitkan
dunia pariwisata secara bertahap.

Saat ini yang sedang berjalan adalah pembukaan wisatawan nusantara atau
domestik ke Bali. Pembukaan Bali bagi wisatawan domestik ini tentunya harus
diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, sehingga langkah ini
tidak menimbulkan cluster Covid-19 baru.

“Pembukaan pariwisata Bali bagi wisatawan domestik merupakan bentuk sinergitas
kebijakan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah,” ungkap Deputi Komunikasi dan
Informasi BIN, Dr. Wawan Hari Purwanto saat menggelar jumpa pers usai diskusi
bertajuk Mengawal Bangkitnya Pariwisata Bali Aman Berdasarkan Protokol
Kesehatan Demi Pemulihan Perekonomian Bali yang digelar Forum Komunikasi antar
Media Bali Bangkit di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali,
Kamis (10/9/2020).

Hingga saat ini, masih berlaku peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 11
Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah Negara
Republik Indonesia.

Di sisi lain, belum semua kebijakan negara di dunia yang memperbolehkan
warganya untuk berwisata keluar negeri seiring belum meredanya angka penularan
Covid-19.

Untuk itu, kata Wawan, Pariwisata Bali yang kembali dibuka bagi wisatawan
domestik perlu dilaksanakan secara selektif dengan pelaksanaan protokol
kesehatan yang ketat.

“Upaya ini dilaksanakan mengingat Bali merupakan ikon pariwisata Indonesia dan
internasional, sehingga upaya pemulihan pariwisata tidak boleh mengalami
kegagalan karena akan berimplikasi besar bagi reputasi Bali maupun Indonesia,”
tegasnya lagi.

Kehadiran BIN juga berupaya memastikan bahwa konsep pariwisata di Bali telah
menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan baik sesuai Instruksi Presiden
Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019.

Keyakinan wisatawan nusantara bahwa Bali telah dapat dikunjungi harus juga
ditunjang keberhasilan Pemerintah Bali dalam mengendalikan laju penularan
Covid-19.

Beberapa indikator tersebut diantaranya adalah tidak adanya cluster baru
Covid-19 di berbagai titik destinasi dan angka kesembuhan yang semakin baik.

Menurut Wawan, kebijakan pembukaan pariwisata Bali yang aman berdasarkan
protokol kesehatan bagi wisatawan domestik yang saat ini berlangung merupakan
upaya pemulihan pariwisata dan perekonomian masyarakat Bali.

Relaksasi ini tentunya harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang
ketat dan konsisten. Berdasarkan data Pemprov Bali, per Agustus 2020 pekerja
yang dirumahkan sebanyak 73.631 orang. Sedangkan yang di PHK 2.667 orang.

Sementara dari segi pendapatan, Bali kehilangan Rp 9,7 triliun setiap
bulannya. Tekanan berat bagi pariwisata Bali juga tercermin dari kedatangan
wisatawan mancanegara ke Bali pada Juni 2020.

Berdasarkan data BPS Bali kunjungan wisatawan hanya tercatat 32 kunjungan atau
turun 99,99 persen dibandingkan dengan kedatangan pada Juni 2019 yang sebanyak
549.516 kunjungan.

BIN berkepentingan untuk ikut menjaga dan mengamankan berbagai kebijakan
nasional, termasuk pembukaan pariwisata yang aman dari penularan Covid-19
dengan menerapkan protokol kesehatan secara konsisten demi pemulihan
perekonomian,” jelasnya.

“Di tengah situasi krisis akibat pandemi Covid-19 saat ini, BIN juga memiliki
tanggung jawab untuk ikut mewujudkan pariwisata nasional yang aman berdasarkan
protokol kesehatan bagi wisatawan nusantara dalam rangka pemulihan
perekonomian nasional,” kata Wawan.

Untuk itu, BIN mengajak semua pihak guna optimis dan bersinergi menghadapi
pandemi Covid-19. “Situasi krisis akibat Pandemi Covid-19 bukanlah akhir dari
segalanya namun tapal batas untuk terus melakukan inovasi dan terobosan yang
tidak linier,” ajaknya. (riz)

Berita Lainnya

Terkini