Moeldoko Sebut GeNose C19 Karya UGM Ungguli Negara Lain

4 Januari 2021, 19:46 WIB
Moeldoko Sebut GeNose C19 Karya UGM Ungguli Negara Lain/KSP

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko menyatakan alat deteksi
dini Covid-19 hasil karya ilmuwan Universitas Gadjah Mada mengungguli negara
lain yang saat ini masih mengembangkan penelitian untuk mencegah penyebaran
Covid-19.

Moeldoko kemudian mengajak jurnalis mencoba sebuah alat deteksi dini Covid-19
yang dinamakan GeNose C19.

Perngetesan dilakukan saat KSP menerima satu unit alat dari Menteri Riset dan
Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang
P. S. Brodjonegoro.

Melalui alat ini, Dr. Moeldoko berharap inovasi tersebut akan menjadi garda
terdepan dalam penanggulangan penyebaran Covid-19.

“Karena inovasi yang paling mahal adalah inovasi yang menjadi solusi seperti
GeNose C19 ini,” tutur Moeldoko di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin
(4/1/2021)

Pihaknya mengapresiasi dan menaruh rasa hormat atas inovasi UGM yang berhasil
menghadirkan GeNose C19. Tidak hanya itu, dia bahkan siap menyosialisasikan
penggunaan GeNose C19 ke berbagai lapisan sebagai solusi untuk mengantisipasi
penyebaran Covid-19.

Moeldoko juga menyebut, GeNose C19 menjadi implementasi revolusi Industri 4.0
yang menggabungkan sektor kesehatan dan artificial intellegence (AI) atau
kecerdasan buatan

Selain itu, kehadiran GeNose C19 telah melampaui negara-negara lain yang saat
ini masih mengembangkan penelitian untuk mencegah penyebaran COVID-19.

“Maka, akan saya dorong secara masif tidak hanya sebagai temuan, tapi untuk
meyakinkan semua pihak bahwa GeNose C19 merupakan alat yang diperlukan,” jelas
mantan Pangdam IV/ Diponegoro itu

Sementara, Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro menambahkan, GeNose C19
merupakan suatu terobosan teknologi yang bisa mendeteksi COVID-19 dengan
pendekatan yang sederhana dan murah

Bambang berharap, temuan ini bisa benar-benar dimanfaatkan berbagai pihak.
Terlebih, katanya, UGM dan perusahaan konsorsium siap memproduksi hingga 5.000
GeNose C19 pada Februari 2021 mendatang

“Untuk saat ini kami hibahkan satu unit GeNose C19 untuk mengantisipasi
penyebaran Covid-19 di lingkungan Istana. Nantinya kami juga akan mendorong
berbagai pihak, terutama di pusat keramaian seperti bandara, stasiun kereta,
terminal bus, kampus, pabrik, dan perkantoran untuk menggunakan alat ini,”
imbuh Bambang.

Hanya saja, Bambang menegaskan, GeNose C19 bukan alat diagnosa melainkan, alat
ini merupakan bagian dari penerapan program 3T (testing, tracing, treatment)
yang mendeteksi senyawa pada pernafasan manusia.

Karenanya, seluruh pihak semakin berhati-hati dengan penyebaran Covid-19
karena GeNose C19 menjadi upaya pencegahan, bukan pengobatan.

Rektor UGM Panut Mulyono berharap, GeNose C19 menjadi kontribusi UGM dan bisa
masuk ke dalam ekosistem penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Panut juga menambahkan kedepannya GeNose C19 yang telah mendapat izin edar
dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020 ini bisa menjadi fungsi
diagnostik karena berbiaya murah, memberikan hasil secara cepat, dan bisa
dioperasiokan tenaga terampil non medis. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini