Hama Gayas diolah menjadi lauk pelengkap makan dan camilan minum tuak di Karangasem/ist |
Karangasem – Hama Gayas yang biasanya ditemukan di ladang kawasan Dusun
Abang Kelod, Desa Abang, Karangasem bisa dimanfaatkan sebagai lauk konsumsi
cemilan dan minum tuak.
Gayas merupakan salah satu hama penyebab rusaknya tanaman di areal ladangan,
namun disatu sisi Gayas malah digemari oleh sebagian besar kalangan warga
kususnya di Dusun Abang kelod.
Hama ini dijadikan lauk makan, yang lebih trendnya lagi Gayas menjadi idola
cemilan saat menikmati minuman warisan leluhur dikarangasem yakni Tuak dan
Arak.
Beberapa pekan ini pasca musim hujan yang berganti ke musim panas Gayas
menjadi buruan sebagian warga untuk dijadikan lauk makanan tambahan, ada
juga hanya untuk suka-suka lantaran kesal tanaman yang ditanam tidak tumbuh
mormal karena dimakan Gayas.
Menganalisis sebuah Vidio disalah satu akun media sosial nampak seorang warga
Dusun Desa Abang, I Nyoman Sutirtayana mengungkapkan kegagalannya dalam
bercocok tanam pada lahan tegalan miliknya.
“Tiyang najuk ubi ajak undis, Eh panene malah Gayas, kenkenang laut petanine
sugih tetajukane telah amah Gayas,” tulisnya.
Perbekel Desa Abang ini mengatakan, sebagian besar lahan perladangan diwilayah
Desa Abang berisi hama Gayas. Hingga saat ini belum ada upaya solusi untuk
pemberantasan hama gayas ini.
Sehingga upaya petani ladang yang biasanya tanam ketela pohon lebih cendrung
membiarkan lahannya terbengkalai hanya digemburkan ketika watu-waktu tertentu
saja itupun pada saat musim Gayas.
Kalau waktu untuk menentukan mencari gayas biasanya setelah berganti musim
hujan ke musim panas, nah setelan beberapa minggu cuaca panas muncul hujan
gerimis besoknya pasti muncul gayas.
“Nah pada waktu itulah warga disini memanfaatkan waktunya untuk mencari
gayas,” kata Sutirtayana, Jumat (28/5/2021). Sutirtayana menegaskan, meskipun
gayas menjadi hama namun gayas merupakan makanan favorit sebagian besar
kalangan masyarakat di Kecamatan Abang.
Beberapa pekan lalu, Bupati Karangasem Gede Dana memesan Gayas untuk
dikonsumsi karena sangat suka dengan gayas rasanya enak dan gurih. “Ya saya
bawakan sekantong plastik katanya untuk dikonsumsi pakai lauk karena beliaunya
suka,” ungkap Sutirtayana.
Disisi lain berdasarkan pengakuan warga, I Nyoman Kantun menuturkan gayas
memang sangat sulit dimusnahkan. Entah itu dipengaruhi oleh kondisi struktur
tanah entaha apa saya kurang tau pasti.
Selama ini, gayas yang merupakan hama di kawasan lahan ladang kami disini
hanya bisa dimanfaatkan sebagai lauk konsumsi musiman saja, kadang juga
dipakai cemilan minum tuak.
Apalagi sajiannya digoreng, dicampur bumbu santan atau istilahnya menyat-nyat.
“Rata-rata lahan disini sudah tidak bisa optimal untuk ditanami tanaman sperti
cabai, sayuran. Hanya bisa diisi keladi dan ketela rambat saja itupun dengan
hasil yang tidak tentu dan memuaskan,” tukas Kantun. (nik)