![]() |
Sedangkan arah gerakannya menuju barat dan barat daya dengan kecepatan 15 knots atau 27 kilometer per jam, menjauhi Indonesia./ist |
Jakarta – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
menganalisis siklon tropis Goni diprediksi bergerak menjauhi wilayah Indonesia
selama 24 jam ke depan yang dirilis pada hari Minggu (01/11/2020) pukul 07.00
WIB.
Menurut hasil analisa tersebut, posisi siklon tropis Goni berada pada 13.5 LU,
123.6 BT atau sekitar 1.150 kilometer sebelah utara Tahuna, Sulawesi Utara.
Sedangkan arah gerakannya menuju barat dan barat daya dengan kecepatan 15
knots atau 27 kilometer per jam, menjauhi Indonesia.
Adapun untuk kekuatannya mencapai 90 knots atau 175 kilometer per jam dan
memiliki tekanan 960 hPa.
Kemudian berdasarkan analisa prediksi 24 jam ke depan atau yang berlaku untuk
Senin (02/11/2020) pukul 07.00 WIB, posisi siklon berada pada 15.2 LU 118.4 BT
atau sekitar 1.530 kilometer sebelah utara dan barat laut Tahuna, Sulawesi
Utara.
Selanjutnya untuk arah gerakan siklon menuju ke barat dan barat laut dengan
kecepatan 15 knots atau 27 kilometer per jam. Sedangkan kekuatannya menjadi
melemah dari sebelumnya yakni 45 knots atau 85 kilometer per jam dan
tekanannya naik menjadi 994 hPa.
Kendati bergerak menjauhi wilayah Indonesia, siklon tropis Goni tetap
memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Tanah Air.
Adapun dampak tersebut adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang
dapat terjadi di wilayah Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.
Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 4.0-6.0 meter juga berpotensi
terjadi di perairan Laut Cina Selatan.
Melihat adanya potensi dampak cuaca atas siklon tropis Goni tersebut, Badan
Nasional Penanggulangaj Bencana (BNPB) mengimbau kepada masyarakat dan
pemangku kebijakan di daerah, khususnya bagi wilayah yang diprediksi terdampak
secara tidak langsung untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Selain itu BNPB juga merekomendasikan agar pemerintah daerah memperkuat
kapasitas jajarannya dengan memaksimalkan potensi sumber daya manusia untuk
melakukan tindakan yang dianggap perlu berbasis pengurangan risiko bencana.
(lif)