Denpasar – Dalam situasi serba sulit saat ini akibat wabah virus corona muncul ide memanfaatkan sisa makanan atau bahan berkualitas tinggi dari hotel dan restoran didistribusikan untuk dikonsumsi bagi warga terdampak corona.
Hal ini dilakukan Yayasan Scholars of Sustenance (SOS), yang menyediakan penampungan agar tak makanan atau bahan makanan tidak terbuang sia-sia.
“Kami akan meneruskan orang-orang yang terdampak oleh keadaan ini,” kata Merlinda dari SOS Bali, Rabu (8/4/2020). Pihaknya meyakini, cara itu akan lebih bermanfaat daripada membiarkan barang-barang kadaluarsa.
Tim SOS akan mengambil langsung di lokasi atau dapat dikirimkan langsung ke kantor yang beralamat di Jl. Pararaton No. 9E, Dewi Sri, Kuta. Selain itu, menerima bantuan dari perseorangan atau perusahaan yang prihatin dengan kondisi ini.
Yayasan telah mendapatkan bantuan makanan dari hotel-hotel, restaurant, toko roti yang berada di Bali jauh hari sebelum wabah corona datang.
Bantuan makanan yang kami terima dari para penyumbang berupa sisa makanan berkualitas tinggi dan hanya sebagian kecil yang harus dibuang, sehingga mengurangi kebutuhan untuk pengomposan.
Kemudian makanan diperiksa oleh food handling untuk mengecek dan memisahkan makanan yang dapat dimakan dan yang tidak dapat dimakan, mengoptimalkannya, dan menyiapkan makanan bergizi dan seimbang untuk anak-anak.
“Semua makanan didistribusikan dan dikonsumsi pada hari yang sama,” ujarnya. Makanan dari setiap dapur atau hotel dianonimkan, yang berarti tidak dapat ditelusuri kembali karena SOS bertanggung jawab penuh atas makanan yang didistribusikan.
“Jika makanannya tidak dapat dimakan, maka akan dibuat kompos atau diberikan ke peternakan hewan sehingga tidak ada limbah yang terbuang sia-sia,” jelasnya.
Bekerja sama dengan Rumah Berdaya, rumah untuk penyandang disabilitas, Yayasan Solemen Indonesia, Banjar-banjar, Yayasan Kasih Peduli Anak Jalanan, dan lebih banyak pusat komunitas dan panti asuhan.
Ada juga program beasiswa untuk mengirim anak-anak yang membutuhkan secara finansial ke sekolah, dan akhirnya pendidikan tinggi, sehingga mereka dapat kembali sebagai pekerja berkualitas. (riz)