Status FB Ini Bikin Tersinggung Seniman Jembrana, Kok Bisa?

20 Desember 2017, 14:55 WIB
ilustrasi

JEMBRANA – Sejumlah seniman di Jembrana Bali merasa terusik dengan status yang diungguh pemilik akun facebook (FB) bernama Wartana yang dinilai melecehkan mereka.

Tautan/status dinilai melecehkan itu diunggah di akun FB Wartana, Rabu (20/12/2017) sekira pukul 08.00 Wita yang belakangan diketahui, pemiliknya juga seorang seniman musik di Bumi Makepung.

Status yang menyulut reaksi seniman lainnya di media sosial itu berbunyi “Jangan Mengaku Seniman Kalo Setiap Mau Berkarya Selalu Bikin Proposal Mohon Bantuan Kanan Kiri karena Seni Bukan Komoditi”.

Karuan saja, status atau tautan itu dianggap melecehkan seniman. Pasalnya, hampir semua seniman atau kelompok seni di Jembrana pernah mengajukan proposal bantuan untuk kegiatan seni.

“Memangnya seniman itu tidak boleh mengajukan proposal bantuan dana untuk buat kegiatan seni. Apakah ada pasal yang melarang mengajukan proposal atau kalau ngajukan proposal itu tidak boleh disebut seniman. Ini melecehkan,” kata Ketua Yayasan Seni Jembrana, Dewa Bracuk kepada wartawan di Jembrana, Rabu (20/12/2017).

Mestinya, status tersebut tidak perlu diunggah di FB. Apalagi status dibuat seorang seniman. Cukup sebagai pendapat pribadi dan tidak perlu sebagai komsumsi publik. Karena status tersebut bisa sana menimbulkan kegusaran dan kegaduhan di kalangan seniman karena merasa dilecehkan oleh kalimat murahan tersebut.

“Status seniman yang disandang seseorang tidak bisa dihapus hanya karena mengajukan proposal bantuan sementara orang itu terus berkesenian, terkecuali seniman tersebut telah fakum dan beralih profesi ke bidang lain,” tuturnya.

Seni justru bisa dibilang komoditi, yakni komoditi karya seni karena banyak seniman di Jembrana justru hidup dari berkesenian, Sebut saja, sekaa topeng, penabuh rindik ataupun penari jogeg bungbung maupun seniman lainnya yang berkarya untuk penghasilan.

Termasuk seniman yang mengajarkan orang lain berkesenian dengan mengharapkan bayaran itukan juga termasuk komoditi seni atau berkesenian dengan berpengasilan. “Meskipun sebenarnya seni itu tidak ternilai harganya,” tandasnya.

Status FB yang bikin gerah seniman Jembrana

Dia mengimbau semua pihak termasuk seniman lainnya agar menggunakan media sosial (medsos) secara bijak karena sudah ada UU ITE sebagai rambu-rambunya. Jadi, jangan melampiaskan kekesalan melalui medsos yang membuat pihak lain tersinggung hingga berbuntut pelanggaran UU ITE

Hal sama disampaikan Ketua Komunitas Seni Budaya Jembrana (KSBJ) Gus Dita yang menilai status yang dibuat Wartana itu, melecehkan seniman lainnya di Jembrana terlebih KSBJ yang dipimpinnya.

Gus Dita mengakui, setiap menggelar pertunjukan seni selalu diawali dengan pengajuan proposal bantuan dana karena untuk membuat pertunjukan seni membutuhkan dukungan biaya yang bisa didapat dari pengajuan proposal.

“Apa salah seniman atau kelompok seni mengajukan proposal bantuan terus kalau sudah mengajukan proposal apa bukan seniman lagi,” tukasnya.

Lain lagi, tanggapan Nanok Da Kansas dari Komonitas Kertas Budaya Jembrana yang menilai status tersebut dibuat sebagai ungkapan rasa frustasi semata. “Saya tidak punya pendapat soal ini. Status ini mungkin dibuat oleh orang frustasi dan perlu dikasihani,” selorohnya. (gsd)

Berita Lainnya

Terkini