Badung – Bank Indoneia mempertegas komitmennya dalam mempercepat atau mengakselerasi ekonomi digital dan ekosistem keuangan terintegrasi di Indonesia.
Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman menyatakan itu pada seminar “Synergy for Inclusive and Sustainable Economic Growth” yang merupakan rangkaian FEKDI hari ketiga sebagai side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Badung, Bali (13/7/2022).
Pertama, reformasi regulasi untuk mempercepat konsolidasi atas industri pembayaran yang sehat, kompetitif dan inovatif.
Kedua, lanjut Aida S. Budiman mengembangkan infrastruktur pembayaran yang sarat akan interopabilitas, interkoneksi, dan intergrasi.
“Ketiga, mengembangkan praktik pasar yang aman, efisien, dan seimbang,” tegas Aida S. Budiman dikutip dari keterangan tertulis.
Pada bagian lain disampaikan, Presidensi G20 merupakan momentum untuk pulih bersama yang upayanya perlu disokong oleh tulang punggung perekonomian, yaitu sistem pembayaran.
Pandemi telah menghadirkan momentum untuk mengadopsi dan mempercepat digitalisasi dan memanfaatkannya dalam transaksi dan aktivitas ekonomi.
Digitalisasi sistem pembayaran Indonesia yang didukung inisiatif Blue Print Sistem Pembayaran (BSPI 2025) menjadi game changer untuk upaya pulih bersama dan membangun ekonomi berkelanjutan, sehingga manfaatnya dirasakan bagi setiap lapisan masyarakat.
“Sinergi yang disertai dengan inisiatif Fintech maupun pelaku keuangan digital lokal diperlukan untuk mendorong ekonomi berkelanjutan di Indonesia,” tandas Aida S. Budiman.
Tiga inisiatif pembayaran digital BI bersama industri nasional sebagai tindak lanjut BSPI 2025 antara lain QRIS, BI-FAST dan SNAP telah menjadi langkah penting bagi perluasan akses pembayaran untuk seluruh masyarakat.
Ditambahkan Deputi Gubernur Aida S. Budiman, dua hal pokok mengenai digitalisasi yang inklusif dan berkelanjutan. Pertama, digitalisasi telah memungkinkan kita untuk memiliki kegiatan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
“Manfaatnya bersifat luas bagi semua orang, bagi masyarakat umum dan mampu mengurangi ketimpangan,” jelas dia.
Kedua, sinergi dan kolaborasi antara otoritas dan industri menjadi kunci dalam memetik manfaat dari ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Dalam seminar, terungkap pula pemnbahasan akselerasi inovasi digital melalui integrasi pembayaran yang menghadirkan perwakilan asosiasi dan para pelaku ekonomi digital, antara lain Ketua Komite Open Banking, Timothy Utama, Ketua Perhimpunan Bank-bank Internasional Indonesia (PERBINA), Batara Sianturi, CEO Dana, Vincent Iswara, dan Co Founder Tokopedia, Leontinus Alpha.
Ada juga pembahasan inisiatif pembayaran digital yang mendukung ekonomi berkelanjutan, yang menghadirkan, Kepala Sistem Pembayaran Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Dina Artarini, Sekretaris Jenderal Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Handayani, Wakil Ketua KADIN Bidang Pengembangan Keuangan Digital, Budi Gandasoebrata, Perwakilan Financial Institutions Group Asia, Miguel Angel Soriano, dan Perwakilan dari ISEI, Hendri Saparini. ***