|  | 
| Pendiri Agro Learning Centre (ALC) di Denpasar I Nyoman Baskara/ist | 
Denpasar – Upaya untuk mewujudkan Provinsi Bali mandiri pangan terus
 dilakukan banyak pihak termasuk Agro Learning Centre (ALC) dengan mendorong
 kaum milenial untuk menggeluti sektor petanian.
Dampak pandemi covid-19 membuat pariwisata di Bali sangat terpukul. Di tengah
 situasi ini, pertanian adalah sektor penting yang harus kembali digarap untuk
 mewujudkan ketahanan pangan di Bali.
Adalah Ir. I Nyoman Baskara, MM., yang memutuskan mendirikan Agro Learning
 Centre (ALC) pada tahun 2020.
Kehadiran, ALC didedikasikan untuk kepentingan masyarakat yang ingin mengenal
 lebih dekat dunia pertanian. Berlokasi di Jalan Cekomaria Gang Raya, kebun ALC
 didesain sangat sederhana dan ramah untuk menarik minat pengunjung.
Selaku Presiden Agro Learning Centre, dalam acara ALC Talk, Baskara mengatakan
 bahwa ALC merupakan wadah diskusi dan sharing tentang ilmu pertanian.
Anggotanya berasal dari Praktisi pertanian, ahli pertanian di berbagai kampus,
 pendamping petani di berbagai desa, dan anggota birokrasi.
Agro Learning Centre (ALC) menjadi katalisator dan mediator yang akan
 memfasilitasi para ahli pertanian dengan peminat pertanian untuk saling
 mengedukasi dan mempraktekkan langsung pertanian itu.
Dengan penyajian dan pengemasan menarik, diharapkan mampu menarik minat
 masyarakat dan kaum milenial terhadap pertanian untuk mewujudkan Bali Mandiri
 Pangan.
“Dengan visi yang dimiliki ALC, agar terwujudnya pertanian sejahtera maka kami
 menjalankan fungsi sebagai connecting people yang akan menghubungkan dan
 mengkomunikasikan ide-ide yang dimiliki berbagai pihak,” ungkapnya.
Pihaknya tidak menampik jika pertanian dengan system konvensional tidak lagi
 diminati oleh masyarakat khususnya generasi milenial. Maka pengenalan
 teknologi dan inovasi pertanian dilakukan untuk mengangkat harkat martabat
 petani dan melawan kemiskinan.
“Mendekatkan teknologi pertanian dengan pelaku pertanian adalah hal yang
 penting. Dengan taknologi generasi muda akan memperoleh dua manfaat yaitu
 ekonomi dan eksplorasi,” ungkapnya.
Pertanian berkelanjutan sebagai lokomotif penunjang ekonomi harus dikembangkan
 di Bali. Untuk mendukung hal itu, diperlukan big data yang kompherensif.
Dengan pemetaan potensi setiap komoditi disetiap daerah sebagai bentuk pasar
 orientasi. Kebutuhan pasar lokal dan kebutuhan pasar ekspor harus dipetakan
 sehingga bisa mengolah lahan dan potensi yang ada.
“ALC harus menjadi mitra pembangunan desa sesuai dengan potensi yang dimiliki
 masing-masing desa,” pungkasnya.
Sejumlah program yang sudah dikembangkan di ALC diantaranya pemberdayaan
 masyarakat dengan urban farming di kota Denpasar, workshop pembuatan pupuk,
 inovasi budidaya kolam lele dengan system bioflok diintegrasikan dengan
 hidroponik, dan kewirausahaan dari budidaya, pengolahan hingga pemasaran.
 (rhm)
 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 