Bangun Solidaritas, Gubernur Ridwan Kamil Ajak Warga Jabar Beli Produk Bali

17 September 2021, 16:43 WIB
IMG 20210917 WA0164
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam acara Beli Bali di Rumah Sanur Denpasar, Jumat (17/9/2021)/Dok.Tim Komunikasi Ridwan Kamil

Denpasar– Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengajak warganya untuk membeli produk-produk dari Bali sebagai bentuk solidaritas antardaerah dalam membangkitkan perekonomian di Pulau Dewata.

Ridwan menceritakan, sebelumnya bertemu dengan para pelaku kerajinan asal Jawa Barat yang tinggal di Ubud Gianyar. Dia mendengar keluhan warga Sunda di Bali yang usahanya terdampak pandemi.

Karena itulah, Ridwan Kamil merancang program untuk membantu mereka dan perajin lokal lainnya dengan apa yang disebut ‘Beli Bali’.

“Beli Bali, membeli produk-produk dari Bali, saya yakin ide ini bisa membantu, pertama ya melalui e-commerce,” tuturnya dalam acara Beli Bali di Rumah Sanur Denpasar, Jumat (17/9/2021).

Masyarakat bisa melihat produk produk unggulan yang dipasarkan melalui platform aplikasi borongdong.id.

Untuk tahap awal, gebrakan itu dilakukan dengan segmen pertama meminta aparatur sipil negara (ASN) membeli produk-produk asal Bali seperti kerajinan.

Kemudian baru segmen masyarakat umum lainnya yang diharapkan mereka juga membeli produk atau belanja barang-barang karya dari Bali.

“Sekarang bela negara dengan belanja” tandasnya dalam acara yang dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace.

Segmen kedua masyarakat umum dan termasuk kepada Bank bjb agar menyebarkan program belanja produk Bali  kepada ke 4 juta nasabahnya. Hal ini diyakini bisa memberi dampak positif bagiupaya pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk terdampak pandemi.

Pada bagian lain, Ridwan Kamil meminta pelaku UMKM bukan saja beradaptasi dengan teknologi digital tapi menyiapkan produk mengantisipasi lonjakan permintaan dari pasar.

Menurut Ridwan Kamil, dengan berjualan lewat digital maka umur dari bisnis UMKM akan panjang di tengah disrupsi industri 4.0 dan pandemi COVID-19.

“Manusia tugasnya beradaptasi. UMKM juga sama dengan begini, ini adalah kesempatan belajar lagi, beradaptasi yaitu alihkan bisnis tatap muka, ditambahin dengan bisnis digital,” ujarnya.

Masalah adaptasi UMKM untuk _go digital_ tidak selalu berada pada sisi penguasaan teknologi, tapi juga bagaimana menyiapkan produk untuk memenuhi permintaan pembeli yang melonjak sebagai efek dari pemasaran digital yang dahsyat.  

Dia menceritakan pengalamannya menerima laporan dari pelaku UMKM yang sudah digital namun kembali lagi berbasis offline karena kewalahan memenuhi permintaan pasar.

“Ada juga yang sudah _go digital_, lapor Pak saya balik manual lagi. Loh kenapa? Terlalu banyak pesenan dan enggak siap. Berarti masalahnya bukan tidak melek digitalnya tapi karena umkm enggak menyiapkan juga kalau pesanannya naik berkali lipat bagaimana,” ungkapnya.

Belajar dari kasus itu, kata Ridwan Kamil, para pelaku UMKM juga harus mulai belajar proses transformasi menuju digital. Sehingga ketika berjualan via online tidak ada kendala yang membuat pelaku UMKM tersebut kembali ke offline.

“Jadi banyak proses-proses transformasi yang harus dipelajari dilakukan oleh UMKM. Tapi yakinilah, dengan _going digital_ itu adalah solusi beradaptasi dan berumur panjang bagi bisnis di masa depan,” jelasnya.

Seperti diketahui, Pemda Provinsi Jabar dan Pemda Provinsi Bali meluncurkan program Beli Bali di Rumah Sanur, Bali, Jumat (17/9/2021). Beli Bali merupakan program  kolaborasi untuk saling memajukan UMKM dengan memasarkan produk-produk unggulan melalui platform aplikasi borongdong.id. (rhm)

Artikel Lainnya

Terkini