Bupati Eka Bersama Puluhan Ibu-ibu Menari Rejang Renteng

28 November 2017, 19:01 WIB
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti (tengah) menarikan Tari Rejang Renteng bersama ibu-ibu di Pura Puseh, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri

TABANAN – Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti hadir di Pura Puseh lan Desa Banjar Anyar dalam rangka memenuhi undangan masyarakat atas digelarnya Upacara Dewa Yadnya Ngusaba Desa lan Ngusaba Nini oleh Masyarakat Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Selasa (28/11/2017)

Pada kesempatan tersebut bersama puluhan ibu-ibu warga setempat, Bupati Eka ikut bergabung menarikan tarian Rejang Renteng. Selain gerakanya yang gemulai, bupati Eka dengan senyum mengembang tampak menari dengan penuh semangat dan raut wajah bahagia.

Tak pelak lagi, bergabungnya Bupati Eka dalam tarian Rejang Renteng tersebut membuat ibu-ibu para penari Rejang Renteng bertambah semangat dalam menari. Ada di antaranya yang merasa terharu dan sangat bangga bisa menari dengan orang nomor satu di Tabanan ini.

“Suatu kehormatan buat tiang, pertama kalinya buat tiang menari dengan Ibu Bupati Tabanan. Tidak pernah sebelumnya saya menari dengan pejabat, padahal saya penari. Baru kali ini saya merasakan, luar biasa terharu dan sangat bangga sekali tentunya,” ujar ibu Irma, salah seorang penari.

Usai menarikan Rejang Renteng, Bupati Eka di sela-sela acara mengatakan permohonan maafnya karena baru bisa memenuhi undangan masyarakat karena begitu padatnya acara.

“Yang penting tiang sampun polih manggihin taler nyarengin muspa wawu. Ngerejang sampun, sampun lengkap kayaknya Tiang niki ngayah sareng masyarakat iriki,” katanya dalam bahasa Bali.

Menurut Bupati Eka, meskipun yang dilakukannya sederhana, namun hal salah satu bentuk disebutnya pengabdian, karena pengabdian itu bisa di mana saja dan bantu sebisa dan semampu mungkin.

“Pemerintah pasti akan selalu mendukung kegiatan masyarakat yang bersifat positif,” tegasnya. Disebutkan, itulah arti dari seorang Pemimpin, harus bisa apa pun, di mana pun, kapan pun harus siap, itulah pemimpin.

“Jadi, tiang nunas dumogi tiang sehat, presida tiang ngayah, tiang mohon doanya dari hati yang tulus dan ikhlas. Nika yang penting, karena doa adalah kekuatan, dan tiang yakin nika,” imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut Bupati Eka juga menyatakan apresiasanya kepada warga Banjar Anyar yang penuh semangat melaksanakan pembangunan dengan mengedepankan rasa persatuan.

“Saya sangat salut dan bangga sekali dengan masyarakat di sini, semangatnya luar biasa, rasa memilikinya luar biasa. Diastun kita niki berbanyak tapi kalau pecah tidak ada artinya.

Tapi kalau kita sudah bersatu. Cumpu sami mesikian kayun, ngayah sareng sami nyarengin, titiang yakin apa pun beban nika pasti ada solusinya,” tegasnya.

Bupati Eka juga meminta kepada seluruh masyarakat Banjar anyar agar tetap mempertahankan persatuannya. Tanpa persatuan semua tiada artinya, dan hanya menimbulkan perpecahan. Sehingga pembangunan di Desa menjadi terhambat.

“Mohon niki dipertahankan, karena membuat lebih mudah namun mempertahankan pasti sulit. Nah nika semua harus saling menjaga, saling mengingatkan, kenten nggih? Sehingga kebersamaan nika bisa kita rawat terus menerus,” pesannya.

Sebelumnya Ketua Panitia Karya melaporkan bahwa sebelum melaksanakan karya ini tidak ada membeli Banten (sarana upacara). Dikatakannya semua sarana upacara dibuat oleh masyarakatnya sendiri.

Dijelaskan juga bahwa sebelum menapaki Karya ini, warganya sudah melakukan pembangunan secara bertahap dari bulan April 2014. Hingga sampai rampung seperti saat ini, dijelaskan menghabiskan dana untuk bangunan fisik sekitar Rp 3 Miliar. Sedangkan untuk Upakara menghabiskan dana sebesar Rp 1,5 Miliar. (gus)

Berita Lainnya

Terkini