Jakarta– Melalui kompetisi film pendek Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama CGV meresmikan program literasi digital Save Our Socmed (S.O.S) yang mendorong kaum muda untuk terus produktif dalam pembuatan konten-konten positif.
SOS merupakan program yang ditujukan untuk pangas pelajar, mahasiswa, dan umum dengan total hadiah Rp100 juta. Kegiatan disertai pelatihan pembuatan film gratis di bioskop-bioskop CGV di 10 kota Indonesia bagi para pendaftar.
Bertemakan “Waspada Flex Culture, Stay Humble!” , kegiatan diinisiasi dalam merespon fenomena flexing, di mana banyak anak-anak Gen-Z makin kerap memamerkan kekayaan dan menyombongkan diri di media sosial yang memberi dampak negatif.
Sebab, flexing menyebabkan rasa fear of missing out (FOMO), kurang percaya diri, merusak mental pribadi, dan mempengaruhi produktivitas.
Melalui S.O.S, IOH berharap menginspirasi anak muda Indonesia agar menggunakan internet untuk hal-hal produktif, kreatif, dan positif.
Hal ini sejalan misi perusahaan untuk menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan masyarakat Indonesia.
Peresmian program literasi digital S.O.S turut mengundang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta melibatkan berbagai universitas dan komunitas.
Director & Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan, melalui program ini, ingin memberikan keterampilan digital dan mengajak anak muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana meningkatkan kreativitas dengan membuat konten positif.
“Agar, anak muda yang jadi pengguna terbesar internet bisa memamerkan kreativitas mereka alih-alih terbawa flex culture.” tuturnya.
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Krisis, Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Fadjar Hutomo, menyampaikan, “Kami berharap lewat pelatihan dan kompetisi film pendek S.O.S ini bisa menjadi media pembelajaran bagi anak muda Indonesia untuk memamerkan kreativitas. Sehingga, media sosial bisa menjadi wadah untuk membuat konten positif.”
Usai mendaftar kompetisi film, peserta S.O.S akan menerima pelatihan pembuatan film pendek dan edukasi mengenai dampak negatif Flex Culture. Hasil karya mereka lantas dilombakan dan seluruh peserta akan diajak untuk bersama-sama menyaksikan karya-karya yang terpilih.
Direktur CGV, Haryani Suwirman mendukung kegiatan yang mengeksplorasi kreativitas anak muda sekarang.
“Kami berharap lewat ajang ini bisa mengangkat bakat-bakat terpendam untuk memajukan dunia perfilman Indonesia. Kami percaya anak muda Indonesia punya banyak ide-ide luar biasa,” ucapnya.
Ajang Literasi Digital S.O.S dilaksanakan untuk meneruskan kesuksesan S.O.S pada tahun 2021 lalu. Lewat kegiatan CSR pilar pendidikan digital ini, IOH membuat kompetisi dan webinar terkait cyber bullying, hoaks, dan kekerasan berbasis gender online (KBGO). Hasil seluruh karya dari peserta kompetisi tersebut berhasil disaksikan oleh 2,3 juta penonton.
Produser Maxima Pictures, Ody Mulya Hidayat menambahkkan, Program Literasi Digital ini, diharapkan bisa menggali potensi anak muda Indonesia yang luar biasa.
Pihaknya meyakini. bisa menjadi penggerak industri perfilman di Indonesia ke depan.
“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi kegiatan seperti ini, di samping itu program ini juga memiliki nilai edukasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” imbuhnya. ***