Hari Saraswati, Umat Hindu Panjatkan Doa di Pura Agung Jagatnatha

12 Mei 2019, 00:30 WIB
Persembahyangan serangkaian Hari Suci Saraswati di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar

Denpasar – Serangkaian Hari Suci Saraswati diperingati umat se-Dharma setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung, Pemkot Denpasar melaksanakan Puja dan Bhakti Saraswati yang dipusatkan di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar.

Turut berbaur bersama pemedek yang hendak ngaturang bhakti, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, Ketua WHDI Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Rangkaian Puja dan Bhakti Saraswati di Denpasar berlangsung khidmat diawali pengilen-ilen Tari Rejang Dewa, Tetabuhan Semarapegulingan, Kekidungan, Wayang lemah serta Tari Rejang Renteng.

Rangkaian puja dan bhakti saraswati diakhiri dengan ngarga Tirta Saraswati dilanjutkan dengan persembayangan bersama yang dipuput Ida Pedanda Gede Ngurah Telaga, Griya Tegal Denpasar.

Turut disosialisasikan Perwali Nomor 36 Taun 2018 tentang pengurangan plastik sekali pakai, sehingga para pemedek yang hendak bersembahyang di Pura Agung Jagatnatha tidak diperkenankan membawa plastik sebagai pembungkus canang maupun sarana tempat tirta.

Sekda Kota Denpasar, AAN Rai mengungkapkan, momentum peringatan Hari Suci Saraswati ini tentunya wajib dimaknai bersama oleh seluruh umat se-Dharma dimanapun berada.

“Hal ini lantaran Hari Suci Saraswati diperingati sebagai piodalan Sang Hyang Aji Saraswati yang telah menganugrahkan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia,” tutur Iswara, Sabtu 11 Mei 2019.

Ilmu pengetahuan merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia. Dimana, ilmu merupakan senjata dalam mengarungi kehidupan. Sehingga keberadaan ilmu pengetahuan menjadi penting bagi kehidupan manusia di alam semesta ini.

Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Raka Purwantara menjelaskan bahwa bhakti Saraswati ini secara rutin dilaksanakan sebagai ajang untuk menyampaikan rasa syukur atas ilmu pengetahuan yang dimiliki saat ini.

“Setalah ngarga tirta ini persembahyangan akan terus dilaksanaka hingga malam hari nanti dan berakhir saat pelaksanaan Banyu Pinaruh keesokan harinya, yakni pada Redite Paing Wuku Sinta yang identik sebagai hari penyucian diri,” ujar Purwantara. (des)

Berita Lainnya

Terkini