Kabarnusa.com – Pertunjukkan kolaborasi gitaris di Tanah Air dan dunia akan menghibur publik dalam perhelatan yang bertajuk “Bali Virtuoso Guitar Performance” .
Hiburan langka ini dijadwalkan berlangsung Minggu 27 Maret 2016 pukul 19.00 Wita di Bentara Budaya Bali Ketewel, Gianyar.
Dua gitaris klasik Lianto Tjahjoputro dan Intan Mayadewi akan tampil bersama musisi kelahiran Amerika Serikat, Robert Brown.
Selain menghadirkan tiga musisi klasik yang telah malang melintang di berbagai konser nasional maupun internasional ini, pertunjukan akan didukung pula oleh 30 gitaris muda yang tergabung dalam Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia (PGKRI), di bawah arahan dirigen Wayan Astrajaya.
“Ini adalah kali ketiga Bentara Budaya Bali menghadirkan pertunjukan gitar klasik, setelah sebelumnya dilaksanakan pada bulan Maret dan Oktober 2015 lalu.” ungkap Juwitta Lassut pegiat budaya Bentara Budaya Bali dalam rilisnya diterima Kabarnusa.com Rabu (23/3/2016).
Pada penampilan resital kali ini, mereka akan mempersembahkan komposisi musik gubahan Niccolo Paganini, Franz Liszt, M de Falla, Isaac Albeniz, JS. Bach,dan Schubert.
Lianto Tjahjoputro, menyebutkan, pertunjukan kali ini akan menampikan total 12 komposisi, antara lain: Romance – Niccolo Paganini, Hungarian Rhapsodie No 2 – Franz Liszt, La vide breve – M de Falla, Mathaus Passion BWV 244 (Kommt, ihr Töchter, helft mir klagen) – JS. Bach.
Juga, Asturias – Isaac Albeniz, Caprice 24 – N. Paganini, Johannes Passion BWV 245 (Herr ünser Herrscher) – JS. Bach, Ave Maria – Schubert, Erlkonig – Schubert, dan lain-lain.
“Komposisi-komposisi musik yang akan dimainkan ini terbilang sulit dan awalnya tidak mungkin dimainkan pada gitar, contohnya Johannes Passion,” ungkap Lianto.
Lianto telah mengerjakan transkripsi lagu-lagu Johannes Passion selama 2 tahun dan Matthaus Passion Bach selama 3 tahun.
Sementara, PGKRI (Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia), berawal dari ‘Konser 104 Gitar di Surabaya’ yang melibatkan 104 gitaris untuk perayaan Ulang Tahun Surabaya 31 Mei 1984.
Lalu pagelaran semacam ini berlanjut lagi untuk Hari Jadi Surabaya, 31 Mei 1988, yang diberi nama ‘Pagelaran Bersejarah Konser Gitar Kolosal Surabaya’ yang melibatkan 200 gitaris dan 70 paduan suara.
Ketika pindah ke Bali, Lianto Tjahjoputro mendirikan Pagelaran Konser Gitar Kolosal Denpasar (PKGKD) pada tahun 1991.
Bersama gitaris PKGKD, Lianto Tjahjoputro sering membuat pertunjukan untuk TVRI Denpasar. Tahun 2005, Lianto Tjahjoputro mengubah nama PKGKD menjadi PGKRI atau Pagelaran Gitar Kolosal Rakyat Indonesia. (gek)