Kolaborasi TULOLA dan Pengrajin Desa Taro Hadirkan Koleksi Perhiasan Terbaik di ‘The Dancer’

Happy Salma mengungkapkan TULOLA terinspirasi dari bagaimana masyarakat Nusantara merayakan kebahagiaan lewat kesenian (tarian).

31 Oktober 2024, 06:55 WIB

Denpasar – Perayaan The Dancer” yang digagas TULOLA bersama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mempersembahkan karya-karya desain dan koleksi perhiasan terbaik yang merupakan kolaborasi dengan melibatkan seniman pengrajin Desa Wisata Taro di Kabupaten Gianyar Bali.

Karya-karya indah nan menawan TULOLA ditampilkan dalam perayaan “The Dancer” di Andaz Bali, Sanur, Denpasar Rabu 30 Oktober 2024.

Diketahui The Dancer, sebagai acara tahunan diselenggarakan TULOLA untuk lebih dekat dengan Sahabat TULOLA di Bali, dimana semua koleksi perhiasan terbaik akan ditampilkan.

Compress 20241031 073016 6850
Konferensi pers digelar TULOLA pada perayaan The Dancer di Rabu 30 Oktober 2024 di Andaz, Bali/dok.kabarnusa.

Happy Salma selaku Founder sekaligus Creative Conceptor TULOLA menyampaikan tentang gagasan dibalik tema perayaan tahun ini.

TULOLA terinspirasi dari bagaimana masyarakat Nusantara merayakan kebahagiaan lewat kesenian (tarian),” tutur Happy Salma dalam keterangan resminya.

Sejak zaman lampau dapat mengekspresikan diri melalui tari-tarian, mulai dari ritual memanen padi, perayaan hajatan, penyambutan sebagai ungkapan sukacita, hingga refleksi sosial percampuran berbagai budaya di dalamnya.

Menurut Happy Salma, tarian membangkitkan jiwa yang ada di dalam diri manusia.

Agustus lalu, TULOLA berkolaborasi dengan Auguste Soesastro dalam salah satu program acara tahunan TULOLA, Kawan Nusantara.

Auguste merupakan seorang fashion designer yang bersama TULOLA menciptakan 5 karya gabungan dari fashion dan jewelry.

Lima instalasi karya kolaborasi tersebut akan ditampilkan di acara The Dancer di Andaz,
Bali. Sehingga dapat dinikmati Sahabat TULOLA yang berdomisili di Bali.

Pada kesempatan sama di hadapan media, Founder sekaligus Creative Designer TULOLA Sri Luce mengungkapkan kolaborasinya bersama Auguste adalah upaya mentransendensi warisan nenek moyang menjadi sebuah karya kontemporer di bidang mode, yakni busana dan perhiasan yang tetap bernafaskan Nusantara.

Dikatakannya, kolaborasi ini adalah sebuah jalinan yang saling melengkapi, dimana Auguste mengedepankan desain yang berstruktur dan saya mengisyaratkan pola desain yang menopang.

“Bali adalah rumah kami, berawal dari sinilah semesta kreativitas terjalin. Hampir setiap tahun, TULOLA rutin menyelenggarakan event di luar Bali,” imbuh Sri Luce.

Pihaknya dapat bertemu dengan sahabat dan keluarga TULOLA yang berada di Bali. Ini adalah napak tilas TULOLA untuk selalu mengingat dari mana berasal sebagaimana diamini Happy Salma, dan Franka Franklin-Makarim.

Karya TULOLA yang masuk koleksi “The Dancer” dibuat bekerja sama dengan BCA, khususnya salah satu desa mitra Bakti BCA yakni Desa Wisata Taro.

Salah satu jenis produk unik hasil karya Desa Wisata Taro adalah perhiasan silver, solid gold, serta keris.

Pengrajin dari Desa Wisata Taro, I Made Suama turut berkontribusi membuatkan desain untuk 3 jenis perhiasan koleksi “The Dancer”, yaitu: Bros Kipas, Bros Ukiran, dan Sumpel Bunga.

Ketiganya ditampilkan pada acara The Dancer dapat dibeli dengan sistem pre-order.

EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn menyadari pentingnya peran usaha lokal dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Diharapkan, melalui kerja sama ini, dapat membantu pelaku usaha seperti TULOLA dalam mendorong inovasi dan memperkuat bisnisnya, sekaligus menggerakkan roda perekonomian nasional,” tutur Hera F. Haryn.

Hal itu selaras dengan komitmen BCA, di bawah payung Bakti BCA, senantiasa berperan aktif dalam mendorong usaha lokal untuk tumbuh dan melestarikan seni budaya.

“Kami percaya pelaku industri fesyen lokal seperti Tulola memiliki potensi besar menjadi episentrum ekonomi kreatif dan motor penggerak dalam meningkatkan kecintaan masyarakat, terutama generasi muda, terhadap kekayaan dan identitas budaya Nusantara,” Hera F. Haryn menambahkan.

Pada even The Dancer, terinspirasi dari tarian Nar-Nir dimana setiap penarinya membawa kipas dan tarian ini diciptakan oleh seniman dari asal Desa Taro.

Almarhum I Camil. Tarian ini menceritakan pergaulan remaja dipadukan dengan ukiran bali dimana ukiran seperti inin banyak menghiasi ornament pura-pura di Desa Wisata Taro.

Terinspirasi dari banyaknya bunga yang bermekaran tumbuh di Desa Wisata Taro dan bunga ini yang menjadi hal yang penting di setiap pementasan tarian karena setiap penari wajib menggunakan bunga sebagai pelengkap dalam tarian.

Tumbuhan terinspirasi dari keanekaragaman tumbuhan yang ada di desa taro terutama tumbuhan merambat yang banyak tumbuh di hutan-hutan, sungai dan lembah yang ada di Desa Wisata Taro.

Perayaan “The Dancer” akan dibuka dengan pertunjukan yang dikoreografi oleh Bumi Bajra bertajuk Tamasya Tak Biasa “Sitayana”. Karya ini diadaptasi dari Novel Sitayana karya Cok Sawitri – Ramayana dari sudut pandang Sita.

Para Sahabat TULOLA dapat mencoba karya-karya Art Wear dan Signature dari beragam koleksi yang selama ini tersebar di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. ***

Artikel Lainnya

Terkini