Gianyar – Konferensi ke-30 SEAZA (South East Asian Zoos and Aquariums Association atau Asosiasi Kebun Binatang Asia Tenggara) menggelar pertemuan membahas berbagai isu Tantangan hambatan dan solusi dunia konservasi di Bali.
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi ke-30 SEAZA, organisasi kebun binatang regional se-Asia Tenggara beranggotakan lembaga konservasi (LK) serta kebun binatang di Asia Tenggara.
Para pembicara memaparkan tentang berbagai isu terkait kegiatan konservasi, keberhasilan, tantangan, hambatan, dan solusi yang dilakukan.
“Setiap tahun, SEAZA menggelar konferensi tahunan yang dihadiri anggota dan delegasi berbagai kebun binatang dari negara di Asia, Amerika, Timur Tengah, Australia dan Eropa,” kata Ketua Umum PKBSI, Rahmat Shah di Jakarta, Jumat (11/11/2022).
Tahun ini, PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia) dipercaya menjadi pelaksana Konferensi ke-30 SEAZA di Bali Safari Park pada 20-23 November 2022,
Rahmat Shah menjelaskan, Bali dipilih sebagai tempat konferensi internasional ini, selain dikenal sebagai “Pulau Dewata”, juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sudah dikenal di dunia.
Baik pemandangan alam, tradisi, seni dan budayanya yang indah. Apalagi, Bali sudah berpengalaman menjadi tuan rumah event-event besar berskala internasional.
Terkini pada pertengahan November 2022, lanjut Rahmat, Bali menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 atau dikenal sebagai G-20. Kelompok yang terdiri dari 19 negara dengan perekonomian terbesar di dunia ditambah satu organisasi antar-pemerintah dan supranasional, yaitu Uni Eropa.
Bali pun relatif aman, karena secara ketat menerapkan protokol kesehatan bagi para wisatawan.
Ketua Umum PKBSI mengungkapkan, ada sepuluh anggota PKBSI di Bali yang bisa dijadikan pilihan bagi para peserta konferensi SEAZA untuk dikunjungi sekaligus sebagai tempat studi.
Tujuan konferensi sekaligus untuk saling berdiskusi dan berbagi, serta membangun jejaring demi masa depan lembaga konservasi yang lebih baik.
Tahun ini, konferensi SEAZA mengusung tema “Stronger Together, For Sustainable Conservation & Eco-Tourism”. Tema ini mencerminkan semangat bersama dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama dua tahun terakhir hingga akhirnya berhasil terlewati.
Ia mengharapkan dunia bisa belajar kebersamaan dan semangat bangkit sebagai kunci kekuatan menuju masa depan yang cerah.
Sebagaimana diketahui pandemi global tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga mempengaruhi semua sektor.
Termasuk dunia usaha kepariwisataan yang berdampak juga pada kondisi lembaga konservasi. “Namun kewajiban dan tanggung jawab merawat dan melestarikan satwa ada di pundak kita semua,” ungkap Rahmat.
Menurut Willem Manansang selaku Chair of Animal Welfare & Ethics sekaligus Organizing Committee of 30th SEAZA Conference, konferensi akan diikuti oleh 174 partisipan yang datang dari 20 negara di dunia. Ke-20 negara tersebut diantaranya merupakan partisipan dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Myanmar, Vietnam, Singapore, Taiwan, Thailand, Hongkong, Jepang, Australia, South Africa, Czech Republic, Israel, Kazakhstan, Russian Federation, United Arab Emirates, United Kingdom, United States, dan Uzbekistan.
Para peserta nantinya akan berbagi pengalaman, pengetahuan, dan keberhasilan yang dilalui termasuk bagaimana strategi dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19.
Selain itu untuk menunjukkan peran SEAZA bagi anggota. Bali dipilih sebagai tempat penyelenggaraan dengan harapan dapat meningkatkan kedatangan para wisatawan.
Selain itu, akan hadir pula para undangan yaitu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno; Gubernur Bali, I Wayan Koster; Presiden SEAZA, Cheng Wen-Haur; Delegasi Bali Tourism Boards (BTB)/GIPI serta para tamu VIP dan delegasi lainnya.
Pada hari pertama, seluruh delegasi akan melaksanakan aktivitas safari, menyaksikan pertunjukan Bali Agung Show hingga Evening Ice Breaker.
Di hari berikutnya, hadir para Keynote Speaker atau pembicara yang berpengalaman di bidangnya yang akan dibagi dalam beberapa sesi.
Para pembicara akan memaparkan tentang berbagai isu terkait kegiatan konservasi, keberhasilan, tantangan, hambatan, dan solusi yang dilakukan.
Di hari terakhir, para peserta konferensi akan mengunjungi beberapa lembaga konservasi di Bali.
Ketua Umum PKBSI, Dr. H. Rahmat Shah, berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya konferensi ini, juga menyampaikan harapan semoga lembaga konservasi khususnya di Indonesia dapat mengikuti dan terus berkembang sesuai tuntutan zaman yaitu menjadi lembaga konservasi yang modern dan berstandar. ***