Jakarta – Nahdhatul Ulama (NU) melihat upaya Pengurangan Risiko Bencana
atau PRB sejalan dengan ajaran Islam sehingga kini tinggal pelaksanaannya di
lapangan.
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI
NU) PBNU, M. Ali Yusuf menegaskan itu pada pelatihan Pengelolaan Risiko
Bencana pada program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi
COVID-19 dan Bencana Alam (PKMM-CBA).
Program PKMM-CBA, kata Ali Yusuf, melakukan pendampingan kepada masyarakat
untuk melakukan identifikasi ancaman bencana di level desa berikut upaya PRB
yang harus dilakukan.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menyusun SOP penanganan darurat saat
pandemi di level desa.
Baca Juga:
Kasus Covid-19 di Bali Melonjak, Sehari Bertambah 1.146 Positif
“PRB merupakan bagian penting ajaran Islam, PRB merupakan bagian inti ajaran
Islam. PRB jelas perintah ajaran Islam. Dalil agama-agama sudah banyak tinggal
pelaksanaan yang perlu ditingkatkan,” katanya dalam keterangan resminya,
Minggu (1/8/2021).
Para peserta pelatihan adalah tim pelaksana program dari Kabupaten Lamongan,
Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Kotamadya Kediri (Jawa Timur),
Kabupaten Buleleng (Bali) dan Kabupaten Lombok Barat (Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, peserta pelatihan juga berasal dari tim pusat program.
Mulai 28 hingga 31 Juli 2021 mereka mengikuti pelatihan yang diselenggarakan
Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU)
yang didukung oleh DFAT Australia melalui SIAP SIAGA Palladium.
Pelatihan ini dimaksudkan memberikan bekal kepada seluruh pelaksana program
agar dapat mempromosikan dan mengajak semua pihak untuk mendukung upaya
pengurangan risiko bencana.
Baca Juga:
Kampanyekan #GerakanSejutaVitamin, Pyridam Farma Bagikan Vitamin Gratis
untuk Masyarakat
Agar setiap potensi ancaman bencana bisa ditangani dan dampak kejadian bencana
bisa dikurangi atau diminimalisir. Program PKMM-CBA yang dilaksanakan LPBI NU
ini berbasis RW dan menyasar langsung rumah tangga/keluarga.
Lingkup program meliputi kampanye publik untuk memperkuat upaya pencegahan
Covid-19, berbasis masyarakat termasuk melalui rumah ibadah, pembuatan update
data warga terpilah berbasis geospasial, penyediaan dan pemanfaatan fasilitas
pendukung pelaksanaan protokol kesehatan termasuk fasilitas karantina berbasis
RW.
Selain itu, program PKMM-CBA juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang
paling terdampak COVID-19.
Baca Juga:
Dukung Jurnalisme Berkualitas, AMSI Luncurkan Riset Lanskap Media Digital
Indonesia
Pada saat penanganan COVID-19, banyak kejadian bencana melanda berbagai daerah
di Indonesia, misalnya banjir berkepanjangan di Kalimantan Selatan, gempa di
Sulawesi Barat, gempa di Malang dan sekitarnya, serta siklon seroja di NTT.
Perwakilan SIAP SIAGA Palladium, Kristanto Sinandang menambahkan, program ini
mendukung program Destana (Desa Tangguh Bencana) berbasis kesejahteraan dan
SPM (Standar Pelayanan Minimum).
Melalui pelatihan ini akan mengembangkan model universal sehingga lebih
akomodatif. Destana berbasis kesejahteraan ingin mengisi lebih lanjut urusan
ekonomi, penghidupan wacana yang sedang dikembangkan adaptif social
protection.
“Semoga pelatihannya lancar tentunya hasilnya untuk peningkatan kapasitas
program, puncaknya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat yang dilayani,”
harapnya. (rhm)