Aktifitas SANTANA SPMAA saat memberikan trauma helaing melalui Sekolah Gembira kepada anak-anak |
DENPASAR – Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama Allah (SPMAA) Denpasar dan Tabanan (Bali) memberikan bantuan untuk para korban terdampak tanah longsor di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Bantuan berupa uang tunai sekitar Rp 12 juta tersebut sudah ditransfer ke koordinator Santri Tanggap Bencana (SANTANA) SPMAA yang bertugas di lokasi pengungsian korban terdampak tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Ponorogo, Selasa (11/4/17).
“Bantuan uang tunai tersebut akan dibelanjakan untuk pembelian mukena, sarung, sajadah bagi korban terdampak tanah longsor,” ujar Gus Glory Islamic, Ketua SPMAA Bali saat dikonfirmasi, Rabu (12/4/17) pagi.
Menurut Gus Glory, bantuan tersebut merupakan gerakan spontanitas sebagai salah satu bentuk kepedulian sosial jamaah SPMAA Bali setelah sebelumnya menerima laporan dari SANTANA SPMAA yang sedang bertugas di lokasi pengungsian korban terdampak tanah longsor di Ponorogo.
Gus Glory Islamic, Ketua SPMAA Bali |
“Laporan dari SANTANA SPMAA yang sedang bertugas di Ponorogo, para korban terdampak tanah longsor banyak yang tidak memiliki mukena, sarung dan sajadah untuk sholat. Dari laporan tersebut, jamaah SPMAA Bali melalui grup WA langsung membuka sumbangan sukarela selama dua hari yang akhirnya terkumpul dana sekitar Rp 12 juta,” paparnya.
Disebutkan, selain untuk membeli mukena, sarung dan sajadah, dana tersebut juga akan dibelanjakan untuk keperluan lainnya para korban terdampak tanah longsor. Baik itu berupa sembako, keperluan pendidikan dan sekolah maupun aneka mainan untuk anak-anak.
“SANTANA SPMAA gabungan dari Lamongan, Ponorogo, Magetan, Madiun, Ngawi dan Wonogiri saat ini sedang bertugas di Ponorogo untuk memberikan trauma healing kepada para korban terdampak tanah longsor. Pengaturan bantuan kami serahkan sepenuhnya kepada koordinator SANTANA di Ponorogo,” tambahnya.
Menurut Gus Glory, SANTANA SPMAA telah bekerja memberikan trauma healing pasca bencana kepada para korban terdampak tanah longsor di Ponorogo. Baik kepada anak-anak maupun para remaja dan orang tua.
“Untuk anak-anak trauma healing dilaksanakan dalam bentuk permainan dan sekolah gembira. Sedangkan kepada para remaja dan orang tua, diberikan dalam bentuk pendampingan, tausiah dan konsultasi secara kelompok dan personal,” pungkasnya. (gus)