Jakarta – Sekjen PENA 98 Adian Napitupulu mencoba mengajak masyarakat melihat persoalan kenaikan harga BBM secara logis dan terang benderang dengan membandingkan dari masa ke masa pemerintahan Presiden Soeharto, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Joko Widodo (Jokowi)
Tergerak melihat rencana aksi 11 April yang kabarnya besar besaran di berbagai kota, salah satu tuntutannya terkait dengan harga BBM, Adian Napitupulu pun angkat bicara.
“Setahu saya harga BBM yang naik itu adalah jenis Pertamax dari Rp 9.000,- menjadi Rp 12.500,- kenaikan tersebut di sebabkan banyak faktor baik dalam dan luar negeri,” dikutip dari tulisan Adian Napitupulu, Sabtu 9 April 2022.
Wacana Presiden Tiga Periode, Adian Napitupulu: Kenapa yang Didemo Jokowi?
Politikus PDI Perjuangan mengungkapkan, kenaikan harga pertamax tentu berdampak langsung pada ekonomi, khususnya ekonomi menengah ke atas karena yang menggunakan Pertamax umumnya adalah mobil atau motor pribadi yang masuk kategori menengah dan mewah dengan kisaran harga mobil antara ratusan juta Rupiah hingga Milyaran Rupiah.
Jadi kalau ada aksi menolak kenaikan harga Pertamax maka tentu yang sangat terbela dan di untungkan bukan Tukang Ojek, Supir Angkutan Umum, Angkutan sayur mayur dan ekonomi lemah lainnya tetapi sekitar 14% kelas menengah keatas pengguna Pertamax yang pendapatannya boleh jadi di kisaran Rp 15 juta perbulan hingga tak terhingga.
“Tapi ya sudahlah, cara pandang, kepentingan dan tujuan kan bisa beda beda. Walau demikian mungkin tulisan tentang perbandingan Harga BBM dari tiga Presiden ini bisa untuk pembanding data dari yang lainnya,” ucapnya.
BBM Naik, Warga Denpasar Serbu SPBU