Dengan pemikiran kritis, mahasiswa dapat memberikan koreksi terhadap fenomena sosial ataupun kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat.
Hal ini tentu sejalan fungsi media massa sebagai alat kontrol sosial. Pers juga memiliki fungsi pendidikan. Melalui media mahasiswa dapat menyampaikan informasi yang mendidik dan bermanfaat bagi masyarakat.
Berdasar penelitian di perguruan tinggi, penting disampaikan ke masyarakat, jangan sampai berhenti di ruang arsip atau perpustakaan.
Anugerah Dewan Pers 2021, Anggota AMSI Borong Penghargaan
“Sudah saatnya gerakan mahasiswa mulai mengoptimalkan penyampaian pemikiran kritis melalui media massa dan tidak hanya melalui aksi demo,” tegasnya lagi.
Menulis pemikiran kritis yang dapat dengan mudah dipahami masyarakat adalah sebuah tantangan. Menulis kritis tidak sebatas menyampaikan isu, tetapi mesti disertai kajian teoritis, koreksi dan rekomendasi.
Mahasiswa mesti mampu menyampaikan ide-ide pembaharuan dalam sebuah tulisan dan bukan sekadar teriakan dijalanan. Penyampaian aspirasi oleh mahasiswa melalui turun ke jalan dalam bentuk aksi demo merupakan hal yang wajar dan bentuk penyaluran pendapat dalam iklim demokrasi.
AMSI Bangun Penguatan Media Siber Lokal yang Sehat Konten dan Berkelanjutan
Penyaluran pendapat atau aspirasi oleh kaum intelektual akan lebih elegan, apabila juga dilakukan dengan optimal melalui media massa.
Diakuinya, tidak jarang aksi demo untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa berbuntut kerusuhan. Kejadian seperti ini akan berdampak negatif bagi citra mahasiswa sebagai seorang intelektual.
Hal ini berbeda, jika penyampaian aspirasi dilakukan dalam bentuk tulisan, selain mahasiswa mampu menyalurkan kemampuan menulis juga membuktikan kemampuan analisis seorang intelektual muda. ***