BI Bali Proyeksikan Inflasi Desember 2020 Tetap Terkendali

2 Desember 2020, 19:18 WIB

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno
Nugroho/dok.Kabarnusa

Denpasar – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno
Nugroho memperkirakan inflasi pada bulan Desember 2020 akan tetap terkendali.

Setelah berturut turut mengalami deflasi sejak Mei hingga Oktober 2020,
Provinsi Bali pada bulan November 2020 mencatat inflasi, baik di kota Denpasar
maupun Singaraja.

Berdasarkan perhitungan dari data inflasi Kota Denpasar dan Singaraja yang
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik provinsi Bali, pada November 2020
Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 0,22% (mtm), meningkat setelah bulan
sebelumnya mengalami deflasi sebesar -0,24% (mtm).

Trisno mengungkapkan, inflasi Bali berada di bawah inflasi nasional yang
tercatat sebesar 0,28% (mtm).

Inflasi terjadi pada kota Denpasar sebesar 0,20% (mtm) dan kota Singaraja
(0,37%, mtm). Secara tahunan, inflasi Bali tercatat sebesar 0,81% (yoy), juga
lebih rendah dibandingkan dengan nasional yang sebesar 1,59% (yoy).

Kelompok volatile food mengalami kenaikan harga sebesar 2,60% (mtm)
dibandingkan bulan sebelumnya.

“Peningkatkan harga terlihat untuk komoditas bawang merah, cabai merah, daging
ayam ras, cabai rawit, dan bawang putih,” ungkap Trisno dalam keterangan
tertulis, Selasa (2/12/2020).

Peningkatan harga komoditas hortikultura disebabkan oleh menurunnya hasil
panen di penghujung tahun akibat curah hujan yang tinggi.

Demikian juga, daging ayam ras, implementasi kebijakan pengurangan DOC (Days
Old Chicken) menyebabkan turunnya pasokan. Kelompok barang administered price
mencatat penurunan harga sebesar 0,24% (mtm).

Penurunan tekanan harga pada kelompok ini disebabkan oleh turunnya tarif
angkutan udara dan tarif listrik. Turunnya tarif angkutan udara masih
disebabkan oleh subsidi silang oleh pemerintah.

Adapun penurunan tarif listrik merupakan kelanjutan dari kebijakan pemerintah
untuk menurunkan tarif dasar listrik pelanggan non-subsidi.

Kelompok barang core inflation penurunan harga sebesar 0,18% (mtm)
dibandingkan dengan bulan Oktober. Penurunan tekanan inflasi ini terjadi
terutama pada canang sari, emas perhiasan, dan air kemasan.

Harga canang sari masih menunjukkan tren menurun sejalan dengan normalisasi
pasca HBKN.

Adapun penurunan harga emas perhiasan menurun sejalan dengan turunnya harga
emas dunia pasca redanya ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, masih
rendahnya daya beli masyarakat juga menyebabkan penurunan permintaan terhadap
barang tahan lama.

“Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Desember 2020 akan tetap
terkendali,” tegas dia. Meskipun demikian, tingginya curah hujan di Bali perlu
diwaspadai yang dapat kembali meningkatkan harga kelompok barang volatile
food.

TPID Kabupaten/Kota dan Provinsi terus berupaya untuk menjaga 4K, yaitu
ketersediaan pasokan, kestabilan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi
yang efektif. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini