Kemenparekraf mengumukan hasil peluang investasi pada Demoday FoodStartup Indonesia 2021 di Yogyakarta, pada 9 Oktober 2021/Dok. Kemenparekraf |
Yogyakarta– Pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor kuliner diharapkan terus berkembang dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Kemenparekraf mengumukan hasil peluang investasi pada Demoday FoodStartup Indonesia 2021 di Yogyakarta, pada 9 Oktober 2021
Meski masih dalam masa Pandemi Covid 19, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) sukses menyelenggarakan perhelatan Demoday sebagai acara puncak FoodStartup Indonesia (FSI) 2021.
Kegiatan demoday ini dihadiri oleh 91 finalis yang hadir selama 3 hari 5-7 Oktober 2020 di Marriott Hotel, Yogyakarta.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meyakini
perlu adanya dukungan semua pihak dalam menjadikan pelaku usaha ekonomi kreatif subsektor
kuliner terus berkembang dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri.
Kemenparekraf/Baparekraf menilai produk-produk kuliner yang dihasilkan finalis FoodStartup Indonesia 2021 memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan.
Ragam kreasi produk kuliner yang dihadirkan menjadi bukti representasi perkembangan sub
sektor andalan ini di berbagai kota di Indonesia.
Beberapa investor yang hadir dalam Demoday FSI kali ini berasal dari kategori Fintech, dan
Venture Capital. Selain investor, FSI 2021 juga menghadirkan berbagai narasumber dan mentor
dalam sesi seminar serta coaching yang dilakukan secara online bagi masing-masing finalis.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Fadjar Hutomo
mengungkapkan, kehadiran berbagai narasumber dan mentor dalam Demoday dapat
mempertajam aspek soft skill dan hard skill peserta atas bisnis yang sedang dijalankan.
Sehingga peserta Demoday semestinya mengoptimalkan kesempatan langka ini saat sesi seminar dan
coaching”.
Melibatkan 91 finalis dari 30 kota, FSI 2021 mengumumkan 15 peserta terpilih melakukan
pitching langsung di depan panelis dan investor.
Peserta terpilih berasal dari 10 food manufacture dan 5 food service yang berasal dari 8 provinsi. Perwakilan terbanyak berasal dari Jakarta (6 peserta), Jawa Barat (4 peserta) dan Jawa Tengah (2 peserta).
Sesi pitching menghasilkan 3 peserta terbaik yaitu peringkat pertama Hejo (Food Manufacture,
Jawa Barat), kedua Vilo Gelato (Food Manufacture, Jakarta) dan ketiga Grouu Baby Food (Food
Service, Jakarta).
Penilaian yang diberikan berdasarkan kesiapan produk, keamanan, inovasi, kesiapan pasar, risiko investasi, partnership dan strategi investasi.
Selain kepada 3 pemenang terbaik, komitmen dukungan diberikan investor kepada banyak finalis
lainnya yang memiliki potensi bisnis besar.
Berbagai potensi dukungan ini akan dilakukan langsung oleh masing-masing investor kepada masing-masing pelaku usaha terpilih
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim mengungkapkan jika dilihat pada jenis pendanaan yang dibutuhkan, panitia mengidentifikasi ke dalam lima sumber yaitu bank, equity, fintech, profit sharing dan lembaga pinjaman lainnya.
“Berbagai jenis pendanaan diajukan tentu saja harus disertaiprofesionalisme dan akuntabilitas pelaku UMKM sektor kuliner yang mengikuti FSI,” tegas Hanifah Makarim.
Tidak hanya bagi 15 peserta terpilih, keuntungan lain yang diperoleh peserta dengan mengikuti
Demoday FSI yaitu terbukanya kesempatan berjejaring dalam sektor kuliner bagi seluruh finalis.
Kegiatan Demoday FSI tahun ini dilakukan secara hybrid, gabungan antara offline dan online.
Seluruh kegiatan yang dilakukan secara fisik mengacu pada standar protokol kesehatan yang
harus diikuti seluruh pihak selama berada di Marriott Hotel, Yogyakarta. (rhm)