Gubernur Koster Populerkan Bunga Gemitir Bali Sudamala saat Panen Raya di Tabanan

Nama bunga Gemitir Bali Sudamala mulai dipopulerkan Gubernur Wayan Koster saat melakukan panen panen raya dan stek bunga Gemitir di Kebun Percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Tabanan

20 Juli 2023, 07:44 WIB

Tabanan – Gubernur Bali, Wayan Koster mulai mempopulerkan nama bunga Gemitir Bali Sudamala saat melakukan panen panen raya dan stek bunga Gemitir di Kebun Percobaan Bali Gemitir, Desa Antapan, Kecamatan Baturiti, Tabanan pada, Rabu 19 Juli 2023.

Saat panen, Gubernur Koster didampingi Tim Peneliti Gemitir Bali Sudalama dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada, Prof. Dr. Ir. Dewa Ngurah Suprapta selaku Anggota Tim Peneliti IPB, petani, hingga pengurus Tim Penggerak PKK Desa Antapan.

Bunga gemitir dipanen Gubernur Koster adalah hasil terobosan dalam pengembangan benih bunga gemitir yang diberi nama Wayan Koster, Gemitir Bali Sudamala dengan memiliki 5 jenis warna, seperti warna merah, putih, emas, kuning dan orange.

Gubernur Koster tak kuasa meluapkan kebahagiannya, karena apa yang telah dipikirkannya sejak menjadi Anggota DPR – RI dari Fraksi PDI Perjuangan, akhirnya bisa terwujud melaksanakan pengembangan varietas bunga gemitir.

Hal ini, sebagai upaya nyata Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali mensejahterakan para petani di Bali dengan menekan arus impor bunga gemitir yang sudah terjadi bertahun – tahun di Pulau Bali.

Terobosan Gubernur Bali, Wayan Koster dalam pengembangan benih bunga gemitir yang diberi nama Gemitir Bali Sudamala merupakan upaya kerja cerdas yang dilakukan Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini di dalam menekan laju impor pembenihan bunga gemitir yang telah terjadi selama bertahun – tahun di Pulau Bali.

Dia memberi alasan mengapa melakukan itu tak lain bunga gemitir memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan menghasilkan perputaran uang yang sangat besar, sehingga hal ini membuat para petani di Bali harus membeli benih bunga gemitir pertahunnya ke luar.

“Masing – masing ada yang mencapai 20 – 30 kilogram,” ujar Koster.

Kata dia, di Bali terdapat 15 penyemai bunga gemitir. Kalau masing – masing penyemai membeli jumlah yang sama, maka ditafsirkan mereka membeli benih bunga gemitir dari 300 sampai 450 kilogram pertahunnya.

“Dan ini belum termasuk individu – individu yang melakukan transaksi pembelian benih secara impor,” jelas Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini.

Ia melanjutkan. transaksi harga pembelian benih secara impor, nilainya sudah mencapai Rp. 20 milyar hingga Rp. 30 milyar pertahun ke luar negeri. Uang senilai Rp. 30 milyar sangat besar, namun bukan itu saja yang dipikirkannya, tetapi juga sudah memberi penghidupan kepada petani di luar negeri sebesar Rp 30 miliar.

“Untuk itu Kita harus berpikir, bagaimana kalau Rp. 30 miliar itu dipakai untuk menghidupi para petani di Bali, akan lebih bagus, para petani menjadi sejahtera.

Kata Wayan Koster, kebutuhan masyarakat Bali terhadap bunga gemitir sangat tinggi, karena dimanfaatkan sebagai bahan upakara hingga taman hiasan dengan peredaran jualan secara terorganisir pertahun telah mendekati Rp. 100 milyar.

Pertanyaannya, siapa yang mendapat manfaat ini? Sekali lagi paling banyak manfaatnya dinikmati oleh luar. Benih yang diproduksinya pun terus menjadi incaran para petani di Bali, karena sekali panen, tanaman bunga gemitir akan mati. Sehingga pembelian benih bunga gemitir ke luar Bali (impor, red) akan terus berputar.

Sudah berapa tahun kegiatan impor ini berjalan? Kalau Kita bayangkan pembelian benih bunga gemitir terjadi selama 10 tahun dengan transaksi pertahunnya mencapai Rp. 30 miliar, maka kalau ditotalkan nilainya bisa mencapai Rp. 300 miliar.

}Secara tidak langsung Kita sudah menghidupkan petani di luar Bali,” jelas Wayan Koster.

Karenanya, dia idak mau melihat hal ini terus terjadi. Melihat permasalahan tersebut, Gubernur Bali, Wayan Koster dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, langsung memberikan perhatian seriusterhadap petani bunga gemitir dengan menghadirkan Profesor dan akademisi pertanian dari Universitas Udayana (UNUD) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan penelitian.

Bagaimana mengembangkan benih, bibit, dan stek terhadap bunga marigold atau gemitir dengan hasil mampu mewujudkan bunga Gemitir Bali Sudamala yang memiliki warna merah, putih, emas, kuning dan orange.

“Dengan adanya pengembangan benih, bibit, dan stek bunga Gemitir Bali Sudamala, Kita berharap agar petani mulai menanam di lahannya dan menjual bunga ini ke pasar dari harga Rp. 15 ribu perkilogram sampai ada yang menjual dikisaran Rp. 40 ribu perkilogram,” imbuh Wayan Koster. ***

Artikel Lainnya

Terkini