Ini Jurus Gubernur Pastika Hentikan Perokok di Bali

16 Februari 2014, 12:34 WIB
Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyatakan dukungan kampanye peringatan rokok bergambar (foto: Kabarnusa)

Kabarnusa.com, Denpasar – Gubernur Bali Made Mangku Pastika memiliki jurus dalam melindungi warga dari paparan asap rokok selain penegakan hukum atas Perda Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
 

Pada kampanye peringatan rokok bergambar kemasan rokok di Monumen Bajra Sandi, Denpasar, Gubernur Pastika, banyak mengungkapkan ide-ide dan strategi yang menurutnya ampuh untuk menghentikan perokok.

Meski secara indikator derajat kesehatan masyarakat Bali mulai bergerak positif namun ada beberapa hal yang perlu dipikirkan bersama lantaran ada peningkatan kasus tidak menular seperti jantung koroner, paru hingga stroke.

Rokok adalah salah satu penyumbang meningkatnya kasus tidak menular di Bali sehingga harus ada cara mengatasi dan mencegah paparan asap rokok yang bisa membahayakan kesehatan masyarakat.

Kata Pastika, kampanye bergambar akan bahaya merokok perlu terus disampaikan ke masyarakat luas. 

Begitu melihat lima gambar korban rokok yang mengalami gangguan mulut, tenggorokan hingga serangan jaringan dan organ tubuh lainnya Pastika tampak ngeri.

Untuk itu, dia akan turut mengkampanyekan dan menyiarkan lewat siaran radio dan televisi agar diketahui seluruh warga di Bali.

Demikian juga, usai mendengar puisi karya Taufik Ismail berjudul “Tuhan 91” yang mengisahkan bagaimana rokok telah mengancam kesehatan manusia, Pastika terhenyak kian tersadar.

“Saya rasa itu sangat tepat untuk disiarkan lebih massif ke seluruh Tanah Air termasuk di Bali, saya akan coba siarkan itu semua di media, dan saya minta juga kalangan akademisi membantu agar rakyat lebih sadar akan bahata rokok,” tandasnya.

Sembari berseloroh, manusia adalah satu-satunya makhlauk Tuhan yang dengan sadar memasukkan racun ke tubunya. Binatang saja, tidak seperti itu, karena memiliki cara untuk menghindari jika melihat racun.

Sembari berseloroh, dia menyatakan, manusia adalah satu-satunya
makhluk Tuhan yang dengan sadar memasukkan racun (rokok) ke tubunya.
Binatang saja, tidak seperti itu, karena memiliki cara untuk menghindari
jika melihat racun.

“Kita coba takuti dengan gambar ini, supaya
orang tidak melakukan hal ini (merokok), manusia belum sadar kalau rasa
sakitnya belum melebihi rasa takutnya,” tukasnya.

Pastika mengaku miris, saat mengunjungi korban keracunan di
Rumah Sakit Buleleng, masih melihat banyak orang merokok di gang-gang
atau jalan rumah sakit.

“Saya langsung suruh mereka berhenti
merokok, matikan api rokok,” tandasnya. Hal itu tentu memprihatinkan
lantaran di rumah sakit yang masuk Kawasan Tanpa Rokok (KTR) faktanya
masih ada yang merokok.

Karenanya, dia percaya filosofi dengan paksaan orang
akan sadar. Orang harus dipaksa dengan begitu orang terpaksa sehingga
dia bisa setelah itu bisa menjadi budaya.

Pemerintah Provinsi
Bali konsisten mengawal aturan tersebut dan terus mengembangkan
KTR untuk melindungi masyarakat dari paparan asap rokok.

Sebagai
bukti keseriusannya, dia langsung memerintahkan Satpol PP untum
melakukan patroli menyidak kawasan Lapangan Niti Mandala Renon, agar
bebas dari rokok.

Setiap hari Sabtu dan Minggu, Satpol PP diminta
melakukan pengawasan dan memastikan tidak ada orang merokok di kawasan
Lapangan Niti Mandala. (rma)

Berita Lainnya

Terkini