KSP: Pemerintah Optimalkan Penyerapan Anggaran PEN Hingga Akhir Tahun

17 November 2020, 19:12 WIB

Tenaga Ahli Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Galih
Satwiko

Jakarta – Pemerintah terus melakukan akselerasi penyerapan anggaran
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat pandemi Covid-19. Hingga 11 November
2020, dana terserap mencapai Rp386,01 triliun atau 55,5 persen dari pagu
anggaran yang bernilai Rp695,2 triliun.

Blok anggaran UMKM menjadi yang paling besar mengakselerasi pencairan.

Nilainya mencapai Rp95,62 triliun atau 83,3 persen dari pagu anggaran. Adapun
pencairan yang terendah berasal dari blok Pembiayaan korporasi yang baru
mencapai Rp2,001 triliun atau 3,2 persen dari pagu.

“Pemerintah pun berharap bisa mengoptimalkan penyerapan anggaran sampai akhir
tahun 2020,” ucap Tenaga Ahli Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Agung
Galih Satwiko dalam webinar Sharing Session Implementasi Program PEN di
Jakarta, Selasa (17/11).

Pada kesempatan ini, Galih juga menjelaskan upaya pemerintah dalam melakukan
refocussing dan realokasi anggaran PEN pada 31 Oktober 2020. Dari realokasi
anggaran PEN, ada dua blok anggaran yang naik cukup tinggi.

Salah satunya blok Perlindungan Sosial. Galih menjelaskan, sebelum 31 Oktober
2020, anggaran Perlindungan Sosial ditetapkan Rp203,9 triliun dan setelah
realokasi menjadi Rp234,33 triliun atau naik Rp30,43 triliun.

“Ada yang naik ada yang turun, tapi total nilainya tetap sama Rp695,2 triliun.
Realokasi anggaran ini sangat perlu dan sudah diusulkan ke Kementerian
Keuangan dan kementerian teknis serta Satuan Tugas PEN. Terutama untuk
meningkatkan efektivitas penyaluran PEN,” jelas Galih.

Galih merinci, perubahan anggaran Perlindungan Sosial pada PEN tersebut juga
diikuti dengan penambahan program dari sebelumnya 8 (delapan) program menjadi
12 (dua belas) program.

Adapun dari program yang ada, Perlindungan Sosial dengan bentuk Sembako dan
Bantuan Tunai Sembako menjadi yang terbesar dengan nilai Rp47,22 triliun.

Sementara itu, realokasi anggaran PEN juga menaikkan blok anggaran Kesehatan.
Nilainya naik Rp9,71 triliun dari Rp87,55 triliun menjadi Rp97,26 triliun.

Seperti pada blok Perlindungan Sosial, realokasi anggaran pada blok Kesehatan
juga diikuti dengan penambahan program dari 6 (enam) program menjadi 9
(sembilan) program.

Galih memaparkan, salah satu anggaran Kesehatan yang cukup besar berasal dari
program Belanja Penanganan COVID-19 Rp45,23 triliun dan Cadangan Program
Vaksinasi dan Perlinsos 2021 (SLPA 2020 yang di-earmark) bernilai Rp29,23
triliun.

“Anggaran Perlindungan Sosial dan Kesehatan naik cukup signifikan, terutama
karena adanya program vaksinasi. Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa
dioptimalkan,” tutup Galih. (imh)

Berita Lainnya

Terkini