Buleleng – Gubernur Wayan Koster mendapatkan dukungan dari Menteri
Kelautan dan Perikanan RI, Ir. Sakti Wahyu Trenggono, untuk menjadikan Pulau
Bali sebagai salah satu wilayah Pengembangan Budidaya, Industri dan Pasar
Ekspor Hasil Laut dan Perikanan.
“Saya mendukung Pak Gubernur, karena selain Bali sebagai destinasi wisata
dunia, namun Bali juga memiliki potensi yang harus terbangun budidaya dan
industrinya dibidang kelautan dan perikanan, apalagi Bali sangat selaras dan
berkesinambungan di dalam menjaga lautnya dengan pendekatan ‘culture’
kebudayaan, karena Bali tidak pernah menghancurkan, untuk itu saya mendukung
Pak Gubernur,” ujarnya saat menangapi pesan mantan Anggota DPR-RI 3 Periode
Fraksi PDI Perjuangan ini dalam kegiatan kunjungan kerja ke Balai Besar Riset
Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBL-PP) Gondol-Bali, Gerokgak,
Buleleng, Rabu (20/1/2021).
Gubernur Wayan Koster mengatakan bahwa Bali akan menyeimbangkan struktur
perekonomian Bali antara Pariwisata, Pertanian/Kelautan, dan Industri, karena
potensi Pulau Bali di pertanian/kelautan, dan industri pada khususnya cukup
besar.
“Mohon dukungan Pak Menteri Kelautan dan Perikanan RI, karena potensi laut ini
akan kami kembangkan pembudidayaan, industri, dan pasar ekspornya,” ujar
Gubernur Bali asal Desa Sembiran Buleleng ini saat didampingi langsung oleh
Bupati Buleleng
Menyikapi semangat Gubernur Koster tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan,
Sakti Wahyu Trenggono lebih lanjut menegaskan optimis ini harus terbangun dan
diwujudkan, sehingga dengan adanya kemampuan kita membuat benih lobster,
kerapu sunu, abalon, hingga tuna di Buleleng ini maka sudah saatnya industri
dan volume ekspor, khususnya ekspor ikan tuna sudah bisa kita lakukan.
“Ada sesuatu ekonomi baru di wilayah laut ini yang bisa dikembangkan, dan siap
mendukung Pak Gubernur,” sambungnya.
Kehebatan potensi kelautan Bali yang telah dibicarakan, ternyata benar-benar
membuat kagum Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dihadapan
Gubernur Koster dan Bupati Putu Agus Suradnyana.
Ketika Menteri Sakti Wahyu Trenggono melihat produk lokal khas Buleleng yang
berupa Garam Pemuteran sudah mampu menjadi daya tarik Negara Jepang.
Sehingga Garam Pemuteran yang memiliki nama ‘Bali Salt’ ini, menurut Kepala
BBRBLPP, Gondol, Ir. Bambang Susanto setiap bulannya mampu diekspor ke Jepang
sebanyak 2 ton, karena garam ini selain memiliki fungsi untuk makanan, juga
dimanfaatkan untuk treatment spa di negara kincir angin tersebut.
Mendengar hal itu, Menteri Sakti Wahyu Trenggono kemudian ikut memborong garam
lokal khas Pemuteran Buleleng ini untuk dibawa ke Jakarta.
Atas keunggulan produk lokal berupa Garam Pemuteran yang mampu menjadi Pasar
Ekspor, Gubernur Bali, Wayan Koster menilai apa yang dihasilkan di wilayah
Pemuteran, Buleleng ini perlu kita dukung bersama.
Sesuai dengan Pergub Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan
Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali untuk mewujudkan visi
Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju
Bali Era Baru dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, Berdaulat secara Politik,
Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan. (riz)