![]() |
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko |
JAKARTA – Berpulangnya Pakar Digital dan Sosial Media Nukman Lutfie (55) meninggalkan duka cita mendalam ke banyak orang termasuk Kepala Staf Kepresidenan Dr Moeldoko yang menilainya sosok yang cerdas mengajarkan masyarakat menggunakan media sosial yang baik.
Pakar Digital dan Sosial Media Nukman Lutfie, meningggal Sabtu 12 Januari 2019 di Yogyakarta, pukul 22.00 WIB.
“Kami sangat kehilangan salah satu tokoh yang giat memperjuangkan dunia media social menjadi lebih baik” kata Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko dalam keterangannya, Minggu 13 Januari 2019.
Semasa hidupnya, Nukman mendedikasikan dirinya agar ruang publik di Indonesia menjadi lebih baik. “Ia berjuang mengenalkan dunia media terutama bagaimana menggunakan media sosial dengan baik kepada masyarakat.
Pandangan Nukman tentang fenomena media sangat jernih dan mencerahkan. Pernyataan Nukman yang selalu diingatnya terutama menyangkut penggunaan sosial media oleh masyarakat.
“Misalnya, di masa hidupnya Nukman menyebut sosial media sebagai jendela kecil untuk menafsir siapa kita,” sambung Moeldoko. Karenanya, semasa hidup, almarhum meminta agar sosial media itu dirawat demi masa depan yang lebih baik.
Pernyataan itu, kata Moeldoko, sangat tajam dan mengena di era penggunaan sosial media (twitter, facebook, whatsup, dan instagram) yang tengah digandrungi masyarakat. Apalagi, memasuki tahun politik saat ini, di mana masyarakat banyak menggunakan media sosial untuk menyebarkan informasi bohong (hoaks).
“Seperti ajakan almarhum, mari kita gunakan media sosial secara bertanggungjawab,” ajak dia. “Jika kebohongan yang disebar, maka wajah kita itu bisa ditafsirkan sebagai tukang bohong.” tutupnya.
Nukman meninggal setelah terkena serangan stroke dan di rawat di Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta. Rencana, jenazah alumni Teknik Nuklir UGM angkatan 1984 ini akan dikebumikan di TPU Grabag, Kendal, Jawa Tengah, hari ini.
Jejak Nukman di dunia media tergolong panjang. Sebelum menekuni masalah sosial media, ia tercatat pernah menjadi jurnalis di beberapa media cetak. Saat Indonesia mulai mengenal internet, Nukman bergabung di Agrakom, perusahaan yang menaungi detik.com, sebagai direktur pemasaran.
Di Agrakom ini ia mulai menekuni internet. Keluar dari Agrakom, ia mendirikan perusahaan Virtual Consulting. Ketekunannya mengamati perkembangan internet dan sosial media ini, membuat ia sering diundang menjadi pembicara di sejumlah forum.
Di forum-forum itu, ia rajin mengajak masyarakat agar menggunakan dan menyebar konten-konten positif di media sosial sebagai cara melawan konten negatif. (rhm)