Pulihkan Ekonomi Saat Pandemi, Pemprov Bali Rangkul Semua Stakeholder

19 November 2020, 23:16 WIB

Wagub Cok Ace menyampaikan itu sebagai keynote speaker dalam temu
responden 2020 yang diselenggarakan oleh BI Provinsi Bali dengan
mengangkat tema “What’s Next on Bali Business After Covid-19”, di BNDCC,
kawasan ITDC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis (19/11/2020)/ist.

Denpasar – Dalam upaya pemulihan perekonomian saat pandemi Covid-19
Pemerintah Provinsi Bali terus merangkul semua stakeholder pemangku
kepentingan.

Bali terus berupaya untuk menanggulangi pandemi ini dengan dukungan berbagai
pihak, pemerintah, industri pariwisata termasuk masyarakat. Bali sangat
bertumpu pada sektor pariwisata, sebelum COVID-19 sektor pariwisata menyumbang
sampai 53% terhadap perekonomian Bali.

Pengaruh pandemi COVID-19 saat ini di pulau Dewata jauh lebih signifikan
dibandingkan bom Bali dan meletusnya Gunung Agung.

Namun, pemulihan ekonomi mulai tampak sejak libur panjang akhir Oktober lalu,
tingkat hunian kamar hotel mulai menunjukkan peningkatan sekitar 25-30%,
didominasi oleh wisatawan domestik atau lokal.

Dari data statistik kunjungan wisatawan, sejak dibukanya pariwisata Bali untuk
pasar domestik tanggal 31 Juli 2020, kunjungan wisatawan domestik ke Bali dari
bulan September dan Oktober mengalami peningkatan sebanyak 37,30%.

Pertumbuhan ekonomi Bali juga apabila dibandingkan antara Q2 (triwulan kedua)
dengan Q3 (triwulan ketiga) menunjukkan pertumbuhan sebanyak 1,66%.

Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya PDRB triwulan III sebesar 55,37 trilyun
dibandingkan dengan triwulan II yang hanya sebesar Rp 54,33 trilyun.

Data menunjukkan bahwa 53 % ekonomi Bali ditopang oleh sektor pariwisata, satu
jutaan tenaga kerja diserap dari sektor pariwisata. Untuk membangun lapangan
kerja di Bali, Pemerintah Provinsi Bali mau tidak mau harus membangkitkan
kembali pariwisata Bali.

Wagub Cok Ace menyampaikan itu sebagai keynote speaker dalam temu responden
2020 yang diselenggarakan oleh BI Provinsi Bali dengan mengangkat tema “What’s
Next on Bali Business After Covid-19”, di BNDCC, kawasan ITDC Nusa Dua,
Kabupaten Badung, Kamis (19/11/2020).

Pemerintah Provinsi Bali telah mengambil langkah penanganan COVID-19
dilaksanakan dengan semakin baik, mengingat sampai saat ini belum ditemukan
vaksin dan obat untuk menyembuhkan orang yang terjangkit COVID- 19 dengan
fokus kepada pengendalian timbulnya kasus baru, peningkatan kesembuhan dan
pengendalikan angka kematian.

Melakukan aktivitas dan berbagai upaya dalam rangka pemulihan perekonomian
demi keberlangsungan kehidupan masyarakat.

Gubernur Bali bersama Bupati/Walikota se-Bali telah bersepakat untuk
melaksanakan aktivitas masyarakat yang produktif dan aman COVID-19 secara
bertahap, selektif, dan terbatas dengan melaksanakan Protokol Tatanan
Kehidupan Era Baru.

“Membuka pariwisata bagi wisatawan Nusantara, melaksanakan program We Love
Bali dengan menggerakkan wisatawan lokal,” tegasnya dalam acara yang dihadiri
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho.

Hal ini dilakukan serangkaian mempersiapkan pariwisata Bali untuk menerima
kunjungan wisatawan, dengan melaksanakan verifikasi fasilitas dan daya tarik
wisata.

Dalam masa Pandemi COVID-19, di mana kita belum mengetahui dengan jelas negara
mana saja akan membuka perbatasan mereka atau apakah negara mereka mampu
menanggulangi kasus positive COVID-19 dengan baik, maka target wisatawan yang
akan digarap dalam waktu dekat ini adalah wisatawan domestik terlebih dahulu.

“Karena daya pemulihan wisatawan domestik jauh lebih cepat daripada wisatawan
manca negara,” tandasnya.

Selain itu, program hot deal/paket diskon yang dilakukan oleh pihak maskapai
penerbangan seperti paket tiket pesawat dengan hotel, tiket pesawat dengan
aktivitas minat wisata khusus, atau paket dengan harga yang cukup terjangkau,
tentu akan membuat wisatawan domestik semakin banyak berlibur ke Bali.

Selain itu, program staycation juga sangat diminati oleh masyarakat, menginap
dan berlibur di tempat-tempat yang tidak terlalu jauh (di Bali saja) selama
tidak lebih dari 5 hari.

Pemerintah Provinsi Bali telah meluncurkan protokol kesehatan dan melakukan
verifikasi protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and
Environment) dibantu oleh industri pariwisata.

Protokol kesehatan CHSE tersebut wajib diterapkan di seluruh sektor pelayanan
publik dengan menekankan pada faktor Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan
memperhatikan lingkungan.

Hal ini kita lakukan dengan harapan Bali mendapatkan ‘trust’ atau rasa percaya
dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk dikunjungi”, imbuh
Cok Ace.

Berbagai upaya terus dilakukan dengan harapan Bali mendapatkan ‘trust’ atau
rasa percaya dari wisatawan sebagai destinasi wisata yang layak untuk
dikunjungi.

“Kesempatan ini hanya akan dapat diraih, selama kita dapat memberikan jaminan
kepada para wisatawan bahwa mereka aman dari resiko terjangkit COVID-19 selama
berada di Bali. Oleh karena itu, implementasi protokol kesehatan di semua
sektor, harus menjadi fokus kita bersama,” tegas Wagub Cok Ace.

Untuk memperkirakan kondisi perekonomian tahun 2021, kita perlu memperhatikan
pola pemulihan ekonomi nasional dan Bali.

Khusus untuk Bali kita perlu pula memperhatikan pola pemulihan pariwisata.
Dengan memperhatikan kondisi perekonomian dunia dan nasional maka diperkirakan
Ketersediaan vaksin COVID-19 Level of Confidence to Travel Kebijakan
Perlintasan Orang (Domestik dan Internasional) serangkaian pemulihan ekonomi
global.

Dengan memperhatikan hal tersebut, pemulihan kunjungan wisman diproyeksikan
baru akan kembali 50% di tahun 2021 dan pulih secara normal pada tahun 2022.
Dengan demikian maka ekonomi Bali akan kembali pada posisi normalnya tahun
2022.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 diperkirakan dalam kisaran -8% s.d. -9%
sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan dalam kisaran 4% – 5%.
(rhm)

Berita Lainnya

Terkini