Yogyakarta- Pembangunan Tol Jogja-Solo-YIA Kulon Progo sepanjang 96,57 km terbagi menjadi 3 tahap.
Tol Jogja-Solo tahap 1 Kartasura-Purwomartani sudah beroperasi sebagian pada Seksi Kartasura-Klaten sepanjang 22,3 km dan akan beroperasi penuh dari Klaten menuju Purwomartani pada akhir 2025.
Sedangkan tahap 2 dari Junction Sleman hingga Bandara NYIA Kulon Progo ditargetkan selesai akhir 2027.
Sisanya tahap 3 ditargetkan selesai pada triwulan I 2028.
Tol Jogja-Solo Wilayah Klaten
Sedangkan Tol Jogja-Solo-YIA Kulon Progo Segmen Klaten – Prambanan sepanjang 8,6 km saat ini telah selesai dioperasikan fungsional pada libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025).
PT Jasamarga Jogja Solo mencatat total jumlah kendaraan melintas pasca dioperasikan fungsional saat Nataru 2024/2025 kemarin yakni sebanyak 291.000 kendaraan.
Jalan Tol Klaten – Prambanan merupakan lanjutan dari ruas tol operasi Kartasura – Klaten yang sudah beroperasi sejak September 2024 lalu dan saat ini sudah bertarif.
Namun untuk Jalan Tol fungsional Klaten menuju Prambanan yang dioperasikan saat Nataru 2024/2025 kemarin tidak bertarif dan masih gratis.
Sebelumnya, Jalur fungsional Jalan Tol Klaten – Prambanan dioperasikan dua arah, menuju Solo maupun menuju Yogyakarta dan dibuka pukul 06.00 s/d 18.00 WIB sesuai diskresi dari Kepolisian.
Jalan To ini menjadi alternatif strategis untuk mengurangi kemacetan sekaligus mempercepat perjalanan antara Klaten, Prambanan, dan Yogyakarta.
Saat ini Jalan Tol Klaten menuju Prambanan telah ditutup kembali, dan dilanjutkan penyelesaian konstruksinya hingga nantinya dapat dioperasikan secara penuh untuk dilintasi masyarakat.
Pembebasan Lahan di Kulon Progo
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kulon Progo hingga kini terus menangani proses pembebasan lahan yang terdampak proyek pembangunan Tol Jogja hingga Yogyakarta International Airport (YIA).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah membentuk Satuan Tugas (Satgas).
Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan BPN Kulon Progo, Ade Setya Budi mengatakan pihaknya meminta 3 kalurahan membentuk Satgas Pembebasan Lahan, seluruhnya berada di sisi barat.
“Kami sudah bersurat ke 3 kalurahan menjadi sasaran pembentukan Satgas di awal 2025 ini,” jelas Ade pada wartawan, Jumat 17 Januari 2024.
Kalurahan yang diminta membentuk Satgas Pembebasan Lahan adalah Kulur dan Kaligintung di Kapanewon Temon serta Hargorejo di Kapanewon Kokap.
Tiap kalurahan diminta mengusulkan 3 orang yang akan dijadikan sebagai anggota Satgas.
Menurut Ade, Satgas yang dibentuk terdiri dari 2 kelompok. Kelompok pertama bertugas mendata luasan lahan dan aset di atasnya, dan kelompok kedua mengurus proses administrasinya.
“Nanti di dalam Satgas juga ada unsur dari Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulon Progo, pemerintah kapanewon, dan lainnya,” ujarnya.
Sedangkan untuk lahan terdampak Tol Yogya-YIA di sisi timur, Ade mengatakan saat masih menunggu surat perintah pembayaran ganti rugi lahan. Surat dikeluarkan dari Lembaga Manajemen Aset Negara.
Wilayah yang akan melakukan proses ganti rugi meliputi sebagian Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung di Kapanewon Sentolo.
Lalu Kalurahan Karangsari dan Pengasih di Kapanewon Pengasih, serta Kalurahan Donomulyo di Kapanewon Nanggulan.
“Sebagian besar wilayah tersebut sudah melakukan musyawarah ganti rugi, dan yang sudah melakukan pembayaran ganti rugi adalah sebagian Kalurahan Banguncipto dan Kaliagung di Sentolo,” kata Ade.
Pembentukan Satgas sendiri menunggu kelengkapan dari seluruh unsur yang terlibat. Jika sudah lengkap, maka Satgas akan disahkan agar bisa segera bekerja.
Terpisah, Lurah Hargorejo di Kapanewon Kokap, Bhekti Murdayanto mengatakan sudah menunjuk 3 dukuh untuk bergabung dalam Satgas. Ia juga mengusulkan dirinya sendiri serta Pamong Jagabaya.
“Saya dan Pamong Jagabaya bergabung di Satgas B, sedangkan 3 dukuh di Satgas A,” jelas Bhekti.
Setidaknya ada sebanyak 104 warga Hargorejo yang lahannya terdampak proyek Tol Yogya-YIA. Adapun pengukuran terhadap lahan yang terdampak sudah dilakukan sebelumnya.
Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2
Pembangunan jalan tol Jogja- Solo paket 2.2 segera dikebut setelah komplek makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, selesai dipindahkan.
Jalan bebas hambatan yang membujur dari Ringroad Trihanggo hingga junction Sleman itu nantinya terhubung dengan jalan Tol Jogja-Bawen.
Jalan tol pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta ini ditargetkan tuntas pada Oktober 2025.
“Target kami selesai di Oktober tahun 2025 ini,” kata Pejabat Humas PT Adhikarya, Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo paket 2.2, Jumat (17/1/2025).
Jalan Tol Jogja-Solo Paket 2.2 ini memiliki desain kontruksi at grade dan elevated. Desain at grade digunakan untuk pembangunan jalan di wilayah Mlati sampai sebelum Ringroad Sleman.
Adapun saat masuk di Ringroad Sleman dibangun dengan konstruksi elevated atau melayang.
Agung mengungkapkan, sejauh ini progres kontruksi jalan tol telah mencapai 49 persen. Pantauan dilokasi, sejumlah truk hingga alat berat sedang bekerja di area kontruksi.
Di area at grade, pengerjaan di lapangan sedang dilakukan penimbunan, dan pemadatan material urug untuk membentuk badan jalan.
Sedangkan desain elevated yang berada di Ringroad sedang menyiapkan kontruksi bore pile untuk pondasi tiang kolom pile cap yang akan digunakan sebagai penyangga girder.
Agung optimis, setelah relokasi makam Kyai Kromo Ijoyo di Padukuhan Ketingan, pembangunan akan semakin lebih cepat.
Sebab, komplek makam yang berada di atas tanah kas desa (TKD) tersebut telah mendapatkan serat pelelah dari Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk dimanfaatkan membangun jalan tol.
Lokasi tersebut berada di STA 56+760 yang rencananya akan ditimbun lalu dipasangi box culvert, sebagai akses penghubung menuju embung Ketingan.
“Jadi setelah makam dipindahkan ini akan lebih mempercepat lagi. Menambah progres kontruksi karena (lahan) sudah terbebas. Artinya full menimbun. Kami masih ada PR di ujung barat di abutment, di sana masih ada tegakkan yang berdiri di atas tanah desa dan masih menunggu penggantian,” ujar dia.***