Bank Indonesia Bali Dorong Pemanfaatan Digitalisasi Tingkatkan Sektor Pariwisata dan Budaya

Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Linda H. Panjaitan menyatakan digitaliasasi harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong sektor pariwisata dan budaya, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan perekonomian baik daerah maupun nasional.

6 November 2024, 06:52 WIB

Denpasar – Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Butet Linda H. Panjaitan menyatakan digitaliasasi harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong sektor pariwisata dan budaya, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan perekonomian baik daerah maupun nasional.

Pentingnya pemanfaatan digitaliasasi disampaikan Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Linda H. Panjaitan pada even Jegeg Bagus Bali 2024 yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali dalam pelaksanaan Jegeg Bagus Bali 2024.

Rangkaian kegiatan Jegeg Bagus Bali 2024 berlangsung pada Oktober sampai November 2024, dimana puncak pemilihan Jegeg Bagus Bali 2024 di Gedung Ksirarnawa, Art Center Denpasar 1 November 2024

Malam puncak final Jegeg Bagus Bali dihadiri oleh Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Bali, Advisor Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, serta perangkat daerah terkait lainnya.

Lebih lanjut, Butet Linda H. Panjaitan, menyebut Jegeg Bagus sebagai duta pariwisata dan budaya Provinsi Bali memegang peranan penting untuk mempromosikan pariwisata dan budaya Bali.

Seiring perkembangan zaman, digitalisasi telah merasuk ke setiap sendi kehidupan tak terkecuali pariwisata dan budaya Bali.

Digitaliasasi harus bisa dimanfaatkan untuk mendorong sektor pariwisata dan budaya, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan perekonomian baik daerah maupun nasional.

Oleh karena itu, peran nyata Jegeg Bagus Bali dalam perluasan dan memanfaatan digitalisasi sangat penting.

“Hal ini kemudian melatarbelakangi masuknya aspek perluasan digitalisasi sebagai salah satu aspek penilaian dalam lomba Jegeg Bagus Bali, serta Duta QRIS,” imbuh alumnus SMAN 1 Rembang Jawa Tengah ini.

Pada kesempatan sama, Pj. Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, menyampaikan, ajang pemilihan Jegeg Bagus Bali merupakan salah satu bentuk fasilitasi untuk melahirkan generasi yang kreatif dan inovatif sehingga mampu menjadi duta pariwisata Bali.

Kata Mahendra Jaya, sumber daya yang berkualitas merupakan salah satu komponen dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan.

Melalui pemilihan Jegeg Bagus Bali, para finalis perlu mengetahui diantaranya tentang potensi pariwisata, nilai-nilai pengetahuan budaya, serta kearifan lokal.

Tema pemilihan Jegeg Bagus Bali 2024: “Sidhi Suta Prasanti” memiliki arti harapan akan
hadirnya generasi muda dengan kekuatan untuk bersinergi bersama menjaga harmoni hidup sebagai manusia Bali yang unggul dan menciptakan perdamaian hidup menuju Bali Rahayu, Shanti, Jagathita.

Jegeg Gianyar, Putu Budhayanthi Isyana Dharma, dan Bagus Bangli, I Komang Arjaya, terpilih sebagai Duta QRIS Jegeg Bagus Bali 2024. Duta QRIS dipilih berdasarkan keseharian, jumlah
vote menggunakan QRIS, serta keaktifan dan perolehan aktivitas seperti Banjar Digital. Pada kegiatan Banjar Digital oleh Jegeg Bagus Bali 2024, terdapat 24 banjar yang telah berhasil di-digitalisasi-kan untuk pembayaran iuran banjar.

Program Banjar Digital sebagai ekosistem yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari diharapkan mampu meningkatkan akseptasi masyarakat Bali dalam digitalisasi sistem pembayaran.

Ke depan, duta QRIS akan menjadi influencer QRIS di daerah dengan berpartisipasi secara langsung dalam perluasan digitalisasi sistem pembayaran di Bali. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan literasi masyarakat dalam penggunaan sistem pembayaran non tunai.

Inovasi Banjar Digital merupakan langkah nyata dari harmonisasi budaya dan teknologi, demi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan pariwisata Bali yang berkelanjutan. ***

Artikel Lainnya

Terkini