Nusa Dua – Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) ke-11 resmi dibuka, mengundang dunia untuk menjelajahi kekayaan alam hijau dan warisan budaya Indonesia.
Dengan tema โMelestarikan Alam Hijau dan Warisan Budaya untuk Dunia,โ ajang prestisius ini mempertemukan lebih dari 500 pembeli dari 45 negara dan ratusan penjual serta peserta pameran dari berbagai wilayah di Indonesia dan mancanegara.
Sesi B2B TRAVEX, yang dijadwalkan dibuka oleh Gubernur Bali I Wayan Koster besok, akan menjadi arena penting untuk menjalin kemitraan strategis.
Sorotan utama acara pembukaan adalah diskusi panel yang mendalam mengenai pariwisata berkelanjutan dengan warisan budaya tak benda.
Para pakar, termasuk arsitek lanskap Jelle Therry, praktisi pariwisata komunitas Ida Bagus Agung Gunarthawa, sejarawan budaya Jean Couteau, dan perwakilan Marriott Bonvoy Hector Busto, sepakat bahwa keaslian budaya adalah kunci untuk menarik wisatawan dan mengatasi tantangan overtourism serta tekanan lingkungan.
Diskusi ini juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dan kepercayaan global terhadap potensi pariwisata Indonesia.
Putu Winastra, Ketua Panitia BBTF 2025, menegaskan bahwa meskipun era digital maju pesat, koneksi manusia yang terjalin melalui pameran offline seperti BBTF tetap tak tergantikan.
Interaksi tatap muka inilah yang mengubah percakapan menjadi komitmen bisnis jangka panjang, mendorong pertumbuhan pariwisata berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia, melalui Siti Nugraha Maulana dari Kementerian Luar Negeri, menyatakan bahwa BBTF telah memantapkan diri sebagai “pameran perjalanan one-stop internasional terdepan”.
Pariwisata tidak hanya menyumbang 4,1% PDB dan menciptakan 22 juta lapangan kerja, tetapi juga berfungsi sebagai “kekuatan lunak” diplomasi yang mengubah pengunjung menjadi duta budaya Indonesia.
Dengan total transaksi BBTF tahun lalu mencapai Rp 7,6 triliun, sektor ini terbukti menjadi katalisator perdamaian dan kemakmuran.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardana menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk melestarikan alam dan budaya.
Dengan pertumbuhan wisatawan internasional yang menjanjikan, Bali tetap menjadi “mahkota” pariwisata Indonesia, menyumbang 44% devisa pariwisata nasional. Menteri juga menyoroti peluncuran “Bali and Beyond Tourism Program” untuk menyebarkan pesona pariwisata ke wilayah lain seperti Jembrana dan Buleleng, bahkan hingga Banyuwangi.
Momen pembukaan ditandai dengan pemukulan kulkul, gong bambu tradisional Bali, melambangkan persatuan. Ida Bagus Agung Partha Adnyana, Ketua Bali Tourism Board, menekankan bahwa pariwisata Bali bukan hanya soal angka, melainkan tentang menyampaikan identitas dan warisan budaya.
juga memberikan BTB Special Awards kepada para pejuang senyap yang mendedikasikan diri pada pertanian berkelanjutan, pelestarian seni dan budaya, serta filosofi Tri Hita Karana, menegaskan bahwa kekuatan sejati Bali terletak pada masyarakat dan budayanya yang otentik dan inspiratif. ,***