Denpasar – Gubernur Bali, Wayan Koster menegaskan tidak menolak Piala Dunia U-20 melainkan menolak kehadiran Tim Israel untuk bertanding ke Bali dengan alasan menghormati konstitusi UUD 1945.
Gubernur Koster kembali menegaskan tidak menolak Kejuaraan Dunia FIFA U-20, melainkan menyampaikan penolakan kehadiran Tim Israel bertanding di Bali.
Penolakan itu didasari pada untuk
menghormati konstitusi UUD NRI 1945 dalam Pembukaan Alinea Kesatu, bahwa
sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Prinsip ini dipegang teguh Bung Karno sebagai Bapak Bangsa,” tegas Gubernur Koster dalam keterangan tertulisnya Kamis 30 Maret 2023.
Alasan kedua, Israel menjajah Palestina berpuluhpuluh tahun lamanya, yang tidak menghormati kedaulatan dan kemanusiaan
Bangsa Palestina.
Hal ini, lanjut Koster tidak sesuai dengan garis politik Bung Karno; dan ketiga,
bahwa Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Menyikapi Tim Israel lolos kualifikasi dan akan hadir bertanding dalam Kejuaraan
Dunia FIFA U-20, Gubernur Wayan Koster, menyampaikan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga RI, tanggal 14 Maret 2023, yang esensinya
memohon kepada Bapak Menteri agar mengambil kebijakan melarang Tim Israel ikut
bertanding di Bali.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini dengan penuh
hormat melaksanakan prinsip dan ideologi yang digariskan oleh Bung Karno sebagai
Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia.
Bagi Gubernur Bali, Wayan Koster,
ini merupakan prinsip yang harus dipegang teguh dengan kokoh, serta harus
disuarakan dan disampaikan kepada masyarakat luas.
Selain itu, mencermati secara seksama, bahwa kehadiran
Tim Israel pada Kejuaraan Dunia FIFA U-20 telah menimbulkan pro dan kontra
di Indonesia terkait dengan konflik Israel – Palestina.
Terlebih setelah terjadi
perubahan pemerintahan di Israel oleh sayap kanan yang begitu keras terhadap
Palestina.
Hal ini sangat berpotensi menjadi ancaman dan gangguan keamanan
di Bali, baik ancaman bersifat terbuka dan tertutup.
“Kehadiran Tim Israel di Bali berpotensi menjadi sasaran dari berbagai pihak yang
bisa membayahakan keamanan dan keselamatan masyarakat Bali, masyarakat
Indonesia, serta Tim Israel selama bertanding di Bali,” tukas Koster.
Tentunya, sebagai Gubernur Bali, Koster tidak mentolerir terhadap potensi gangguan keamanan dan keselamatan
masyarakat Bali, yang lebih lanjut akan berdampak luas atas kerja keras semua
pihak selama ini, dalam upaya pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali, sehingga baru bisa pulih dan bangkit kembali pasca Pandemi COVID-19.
Diingatkan Koster bahwa Bali merupakan Pulau Dewata yang menjadi pusat spiritual,
dimana kedamaian dan kemanusiaan dikedepankan, yang harus dijaga dengan
sebaik-baiknya.
“Sebagai pecinta bola, Saya sebagai Gubernur Bali sesungguhnya
sangat mengharapkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 juga dilaksanakan di Bali, namun
even ini tidak bisa dipisahkan dari prinsip kemanusiaan, sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi dan Bung Karno,” katanya menegaskan.
Karenanya, Koster juga tidak berharap atas
keputusan FIFA yang membatalkan Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Indonesia,
meskipun Pemerintah Pusat telah berupaya keras melakukan komunikasi dengan
Presiden FIFA.
“Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada
Pemerintah Pusat yang telah melakukan upaya keras untuk tetap berlangsungnya
Kejuaraan Dunia FIFA U-20 di Indonesia tanpa kehadiran Tim Israel,” sambungnya.
Ditegaskan Koster soal sikap penolakannya atas kehadiran Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia
FIFA U-20 di Bali, merupakan wujud tanggung jawab sebagai Gubernur Bali,
yang dipertanggungjawabkan secara Niskala-Sakala.
Pasalnya itu semua didasarkan pada
hal yang prinsip terkait kemanusiaan, sejarah dan tanggung jawab pergaulan antar
bangsa, dan aspirasi masyarakat ke FIFA.
Keputusan FIFA yang membatalkan
Indonesia menjadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia FIFA U-20, menjadi pelajaran yang
sangat penting dalam membangun kesadaran bahwa sepak bola Indonesia harus
dibangun sebagai bagian supremasi Indonesia, dan hal tersebut harus menyeluruh.
“Saya mengajak masyarakat Bali untuk mendoakan bersama agar FIFA tergerak hatinya untuk tetap berlaku adil dengan mencoret Tim Israel dalam Kejuaraan Dunia
FIFA U-20, sama dengan sikapnya ketika mencoret Tim Rusia dalam Kejuaraan
Dunia FIFA Tahun 2022 di Qatar,” tukas Koster.
” Atas sikap Saya sebagai Gubernur Bali menolak kehadiran Tim Israel dalam
Kejuaraan Dunia FIFA U-20, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Bali
yang telah memahami dan mendukung sikap Saya, serta mengapresiasi para pihak
yang tidak sependapat atas sikap Saya,” tandasnya lagi.
Sebagai Gubernur Bali, dia mengajak
semua komponen masyarakat Bali untuk tetap bersatu-padu, memupuk
kebersamaan untuk menjaga Bali agar tetap kondusif.
Dengan begitu momentum
pemulihan pariwisata dan perekonomian Bali dapat terus berjalan demi
kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat Bali.
“Mari Kita terus dukung bersama
upaya memajukan sepak bola Indonesia dengan tetap menjunjung nilai-nilai
kemanusiaan, perdamaian, dan keamanan,” demikian Gubernur Koster.**