Merajut Ketinggian: Kisah Puluhan Tahun EIGER Mengukir Prestasi Panjat Tebing Indonesia

Dukungan penuh EIGER mengalir untuk seluruh rangkaian IFSC World Cup Bali 2025, meliputi dua kategori elit yang menguji ketangkasan dan kekuatan: speed dan lead.

4 Mei 2025, 15:42 WIB

Badung – Napas Pulau Dewata di awal Mei 2025 berhembus kencang, membawa serta gelombang antusiasme dari panggung dunia panjat tebing. International Federation Sport Climbing (IFSC) World Cup 2025, sebuah perhelatan akbar yang mempertemukan para pendekar vertikal terbaik dari berbagai penjuru bumi, tengah memukau di Pulau Peninsula, Nusa Dua, Bali.

Sejak Jumat, 2 Mei, hingga Minggu, 5 Mei 2025, mata dunia tertuju pada liukan tubuh para atlet yang menaklukkan dinding-dinding terjal.
Terpilihnya Bali sebagai tuan rumah bukan sekadar penunjukan lokasi, melainkan torehan sejarah baru bagi penyelenggaraan putaran World Cup IFSC.

Setelah Jakarta sukses menggelar ajang serupa pada tahun 2022 dan 2023, kini pesona Bali menambah daya tarik tersendiri.

Rangkaian agenda besar IFSC di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menjadi penanda menggembirakan, mengisyaratkan bahwa olahraga yang memacu adrenalin ini semakin merasuk ke dalam denyut nadi masyarakat Indonesia.

Euforia kian membuncah tatkala nama Veddriq Leonardo, sang maestro kecepatan panjat tebing Indonesia, berhasil mengukir tinta emas dengan menyumbangkan medali emas pertama bagi Ibu Pertiwi di Olimpiade Paris 2024.

Prestasi gemilang ini seolah menjadi energi tambahan bagi semaraknya IFSC World Cup Bali 2025.

Di tengah gegap gempita kompetisi, hadir sebuah nama yang tak asing lagi dalam kancah petualangan di Indonesia: EIGER Tropical Adventure.

Laporan langsung dari Pulau Peninsula, Nusa Dua, mengabarkan bahwa EIGER turut ambil bagian sebagai salah satu sponsor resmi dalam perhelatan bergengsi ini.

Dukungan penuh EIGER mengalir untuk seluruh rangkaian IFSC World Cup Bali 2025, meliputi dua kategori elit yang menguji ketangkasan dan kekuatan: speed dan lead.

“Kehadiran EIGER dalam World Cup IFSC 2025 di Bali adalah bukti nyata dukungan dan partisipasi kami dalam mengembangkan olahraga panjat tebing di Indonesia. Lebih dari itu, EIGER juga aktif membina bibit-bibit atlet muda di berbagai kota,” ujar Mario Pratama, Chief Operating Officer EIGER, dengan penuh semangat.

Jejak komitmen EIGER terhadap kemajuan panjat tebing di Indonesia terentang jauh ke belakang, tepatnya di awal tahun 2000-an.

Sejak saat itu, EIGER dengan gigih menanamkan kecintaan pada olahraga ini sejak usia dini. Lahirlah EIGER Climbing Center (ECC) yang kini hadir di berbagai metropolitan seperti Bali, Jakarta, Bandung, Makassar, dan Surabaya, menjadi kawah candradimuka bagi para pemanjat masa depan.

Mamay S. Salim, sosok penting di balik Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) sekaligus Senior Advisor EIGER yang menginisiasi lahirnya ECC, mengenang bahwa sekolah panjat tebing EIGER pertama kali didirikan pada tahun 2001.

Momen bersejarah ini bertepatan dengan peresmian EIGER Adventure Flagship Store pertama di Cihampelas, Bandung, dan digelarnya kompetisi nasional Eiger Independence Climbing Competition yang pertama pula.

Toko EIGER di Cihampelas menjadi pionir, tercatat sebagai lokasi pertama di Indonesia yang pada tahun tersebut telah dilengkapi dengan fasilitas dinding panjat dan ruang gimnasium berstandar internasional. Inovasi ini kemudian merambah ke berbagai gerai EIGER di seluruh Indonesia.

Kini, para pecinta ketinggian dapat menemukan dinding panjat di EIGER Store yang tersebar di Bandung (Jalan Sumatra dan Cihampelas), Bali (Seminyak), Surabaya Barat, Makassar (Andi Jemma), dan Jakarta (Radio Dalam). Bahkan, papan panjat di EIGER Flagship Store Jalan Sumatera, Bandung, baru saja mengalami renovasi menjadi salah satu yang terbaik di Jawa Barat, bahkan di Indonesia.

Komitmen EIGER untuk mencetak prestasi gemilang di dunia panjat tebing Indonesia juga diwujudkan melalui berbagai kompetisi dan kurikulum pembinaan yang terstruktur. Mamay menjelaskan bahwa metode pengajaran di EIGER Climbing Center dirancang khusus sesuai dengan usia dan jenjang pembinaan, mulai dari tingkat pemula, prestasi, hingga sekadar rekreasi.

Bagi para pemula yang memiliki potensi untuk melangkah ke jenjang prestasi, disiapkan program latihan khusus dengan kurikulum yang berbeda.

Saat ini, ECC telah menaungi lebih dari 100 murid yang tersebar di empat kota. Setiap tahun, kami juga menggelar kompetisi antar klub sebagai ajang unjuk gigi dan mempererat tali persaudaraan,” pungkas Mamay Salim, di tengah riuhnya gelaran IFSC World Cup Bali 2025 di Nusa Dua, sebuah bukti nyata dari dedikasi EIGER yang tak lekang oleh waktu untuk kemajuan olahraga panjat tebing Indonesia.***

Berita Lainnya

Terkini