OJK KR 8 Gandeng Kampus Tekan Kesenjangan Tingkat Literasi dan Inklusi Keuangan antara Kota dengan Desa

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara menggandeng kampus untuk menekan kesenjangan tingkat literasi dan inklusi keuangan antara di pedesaan dengan pedesaaan.

15 September 2023, 16:53 WIB

Denpasar – Menggandeng kalangan kampus Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara ingin menekan kesenjangan tingkat literasi dan inklusi keuangan antara di perkotaan dengan pedesaaan.

Kali ini, OJK KR 8 berkolaborasi dengan Universitas Udayana Bali membuat program Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN-LIK) yang berlangsung dari 15 Juli s.d. 27 Agustus 2023.

Program KKN-LIK itu diharapkan bisa semakin mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan di perdesaan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Kepala OJK Regional 8, Bali dan Nusa Tenggara – Kristrianti Puji Rahayu mengungkapkan, program ini merupakan tindak lanjut Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara OJK dengan Universitas Udayana di 13 fakultas.

“Sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk civitas akademik dibutuhkan untuk memperluas jangkauan dan keberhasilan program literasi dan inklusi keuangan di masyarakat,” kata Kristrianti Puji Rahayu dalam sambutannya pada acara Malam Apresiasi KKN-LIK Tahun 2023 di Kantor OJK, Kamis 14 September 2023.

Peran civitas academica sebagai tenaga pendidik dan terdidik tidak hanya bermanfaat di lingkungan kampus, tetapi juga ikut memegang peran penting dalam mencerdaskan masyarakat khususnya di sektor keuangan.

Hal ini tentu juga sejalan dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 terdapat gap antara tingkat inklusi dan literasi keuangan di Provinsi Bali sebesar 34,55 persen, tingkat literasi sebesar 57,66 persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 92,21 persen.

Artinya, masih banyak masyarakat yang sudah mengakses produk dan layanan jasa keuangan, tetapi belum memahami sepenuhnya produk dan layanan jasa keuangan tersebut.

Data tingkat literasi dan inklusi keuangan di kawasan perdesaan dan perkotaan pun memiliki gap yaitu literasi di perdesaan sebesar 55,05 persen dengan inklusi keuangan 94,50 persen dan untuk tingkat literasi di perkotaan sebesar 55,69 persen dengan inklusi sebesar 89,22 persen.

Perbedaan tingkat literasi dan inklusi ini menjadi pertimbangan akan pentingnya peningkatan literasi dan inklusi keuangan khususnya di perdesaan.

“Semoga bermanfaat bagi mahasiswa peserta KKN tetapi juga bagi universitas,” kata I Nyoman Suarsana.

KKN-LIK dilaksanakan selama enam minggu di sepuluh desa yang tersebar di delapan kabupaten di Provinsi Bali, antara lain Desa Pelaga, Desa Landih. Desa Depeha, Desa Bengkala, Desa Lod Tunduh, Desa Manistutu, Desa Sekartaji, Desa Tanglad, Desa Karyasari dan Desa Nongan.

Sebanyak 150 mahasiswa yang berasal dari 13 fakultas ikut serta dalam kegiatan dimaksud.

Sebelum melaksanakan kegiatan, OJK KR 8 Bali dan Nusa Tenggara dan Universitas Udayana memberikan pembekalan kepada mahasiswa peserta KKN-LIK serta melakukan pendampingan dan monitoring berkala.

Program kerja yang dilaksanakan selama pelaksanaan KKN-LIK antara lain, survei profil desa, survei literasi dan inklusi keuangan, pendampingan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), edukasi keuangan kepada masyarakat secara segmented, program pojok literasi keuangan, edukasi melalui serial keuangan OJK, dan edukasi melalui sarana media digital.

Dari hasil survei di atas menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami tentang produk dan layanan jasa keuangan termasuk waspada penipuan berkedok investasi, pinjaman online ilegal dan kejahatan keuangan digital.

Selanjutnya, kegiatan ini juga melibatkan TPAKD di masing-masing Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan edukasi bersama dengan Lembaga Jasa Keuangan (LJK), di antaranya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani (PNM), BPJS Kesehatan, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perusahaan Sekuritas.

Kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat segmented telah dilakukan sebanyak 171 kegiatan dengan jumlah peserta 8.725 orang.

Topik edukasi keuangan yang disampaikan kepada masyarakat selama KKN meliputi, pengenalan kelembagaan OJK, perlindungan konsumen, produk dan layanan jasa keuangan, bijak berinvestasi dan waspada penipuan berkedok investasi, pinjaman online ilegal serta kejahatan keuangan digital.

Salah satu contoh kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat segmented adalah edukasi ke sekolah, di mana mahasiswa telah melaksanakan edukasi keuangan kepada 64 sekolah dari tingkat PAUD sampai dengan SMA dengan jumlah siswa yang mengikuti sebanyak 3.724.

Selain itu, mahasiswa juga telah melakukan pendampingan kepada 37 UMKM yaitu dengan menjelaskan cara penyusunan laporan keuangan sederhana.

Mahasiswa peserta KKN-LIK di masing-masing desa juga membuat pojok literasi keuangan berupa poster yang berisi informasi tentang produk dan layanan jasa keuangan serta tips berinvestasi dengan bijak.

Poster tersebut ditempatkan di pusat informasi yang mudah diakses masyarakat seperti kantor desa, balai banjar, pos kambling, sekolah, puskesmas dan lain sebagainya.

Kegiatan ‘Malam Apresiasi’ ini merupakan kegiatan puncak sebagai bentuk apresiasi OJK kepada seluruh mahasiswa peserta KKN-LIK dari Universitas Udayana yang telah menjadi agen edukasi OJK di perdesaan.
Program KKN-LIK menjadi salah satu program prioritas OJK KR 8 Bali dan Nusa Tenggara dan akan dilaksanakan secara berkesinambungan.

Ke depan, OJK KR 8 Bali dan Nusa Tenggara berkomitmen akan terus meningkatkan kolaborasi bersama Pemerintah Daerah, Civitas Akademik termasuk sekolah dan universitas di Provinsi Bali, PUJK dan pemangku kepentingan lainnya.

Kolaborasi itu untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat sehingga mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah. ***

Artikel Lainnya

Terkini